- Oleh MC KAB WONOSOBO
- Jumat, 6 Desember 2024 | 22:22 WIB
:
Oleh MC KAB WONOSOBO, Selasa, 17 Desember 2024 | 12:20 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 107
Wonosobo, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia Muhaimin Iskandar mengatakan, Kabupaten Wonosobo punya potensi besar untuk terus menurunkan angka kemiskinan ekstrem di wilayahnya, yang kini telah menunjukkan tren penurunan. Namun diingatkan Muhaimin, untuk mencapai target 15 persen, masih terdapat beberapa kendala dan tantangan yang perlu dipecahkan bersama. Termasuk di lima kabupaten lainnya di Jawa Tengah.
Hal tersebut ditekankan Muhaimin saat melakukan kunjungan kerja (kunker) di Wonosobo, Senin (16/12/2024). Kunker ini merupakan rangkaian kegiatan pemerintah pusat, yang fokus menurunkan angka kemiskinan di daerah-daerah yang masih menghadapi tantangan signifikan. Pemerintah kata Muhaimin, akan terus mendorong terwujudnya sinergi yang erat dalam merancang dan melaksanakan kebijakan pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Wonosobo memiliki potensi yang sangat besar, sehingga saya memilih kabupaten ini sebagai lokasi kunjungan kerja pertama. Kami berharap dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan dari seluruh pihak terkait, target pengentasan kemiskinan ekstrem dapat tercapai dalam waktu yang lebih singkat,” ungkap Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin.
Diakui Cak Imim pemerintah pusat memiliki target ambisius untuk menurunkan kemiskinan ekstrem dalam dua tahun ke depan. Karenanya ia menekankan seluruh kementerian terkait harus memberikan perhatian serius terhadap target penurunan tersebut.
“Terutama dalam bidang infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan akses bantuan langsung kepada masyarakat," ujarnya saat dialog bersama masyarakat di Desa Gunturmadu.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menjelaskan, angka kemiskinan di Wonosobo saat ini berkisar 15,28 persen atau turun dibandingkan dengan 2023 yakni 15,58 persen, sementara kemiskinan ekstrem sebesar 1,26 persen, yang juga mengalami penurunan dibandingkan 2023 yakni 1,59 persen. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa upaya-upaya pengentasan kemiskinan memberikan dampak yang signifikan.
Ditegaskan Afif, Pemkab Wonosobo terus berupaya mengoptimalkan penanganan kemiskinan ekstrem melalui tiga strategi. Pertama yakni pengurangan beban pengeluaran, berupa pemberian bantuan sosial (bansos) baik pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita dan ibu hamil yang mengalami masalah gizi, bantuan langsung tunai (BLT) dana desa, dan beasiswa anak sekolah dengan program Mayo Sekolah.
“Kedua peningkatan pendapatan, melalui pelatihan-pelatihan keterampilan serta program KURDA MAER dengan meberikan subsidi bunga kepada pelaku UMKM, adapun yang ketiga pengurangan kantong-kantong kemiskinan, dengan pembangunan infrastruktur sanitasi dan air bersih, serta pembangunan insfrastruktur jalan, jalan usaha tani (JUT), dan irigasi,” jelasnya.
Terkait kunker Menteri Muhaimin Iskandar, Bupati Afif mengapresiasi dan menyambut positif perhatian pemerintah pusat terhadap kabupatennya, hingga mau berdialog secara langsung dengan masyarakat.
“Dengan dialog ini tentunya efektif menyerap aspirasi masyarakat guna menyusun kebijakan yang tepat sasaran, tepat guna, dan berkeadilan, sekaligus membangun sinergi dan jalinan komunikasi efektif antara Pemerintah Kabupaten Wonosobo dengan pemerintah pusat dalam penanganan kemiskinan,” ucap Afif.
Dalam kunjungannya juga dilaksankan penyerahan bantuan berupa RST (Rumah Sejahtera Terpadu), santunan JKK/JKM BPSJ Ketenagakerjaan, bantuan rehsos, bantuan paket sembako dan bantuan kursi roda. Selanjutnya kunjungan dilanjutkan ke Pondok Pesantren Al-Mubarok dan dialog bersama UMKM. (MC Kab. Wonosobo)