- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Kamis, 21 November 2024 | 21:01 WIB
: Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Diskominfo Jatim), Sherlita Ratna Dewi Agustin, hadir sebagai pembicara dalam webinar ASN Belajar Seri-45 yang diselenggarakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur, Kamis (21/11/2024). - Foto:Mc.Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Jumat, 22 November 2024 | 02:51 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 82
Surabaya, InfoPublik - Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Diskominfo Jatim), Sherlita Ratna Dewi Agustin, hadir sebagai pembicara dalam webinar ASN Belajar Seri-45 yang diselenggarakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur, Kamis (21/11/2024).
Pada kesempatan ini, Sherlita menyampaikan tentang pentingnya tranformasi digital untuk pendidikan Indonesia yang berkualitas. Menurutnya, ada lima teknologi masa depan yang bertransformasi digital. Pertama, yaitu mobile internet. Melalui mobile internet, katanya, maka akses internet melalui gawai personal mendorong layanan harus dapat bisa diakses tanpa batas waktu dan lokasi.
Kedua, yaitu berkaitan dengan cloud computing. Ini merupakan teknologi layanan berbagi pakai yang hanya dapat diakses melalui internet. Teknologi ini memberikan efektifitas dan efisiensi yang tinggi untuk melakukan integrasi TIK.
Ketiga, yakni adanya Internet of Thing (IoT), yaitu layanan yang diharapkan bersifat adaptif dan responsif dengan memperluas ketersediaan kanal – kanal yang dapat diakses oleh perangkat – perangkatb IoT.
Keempat, Big Data Analytics. Dengan memanfaatkan teknologi Big Data Analytics, layanan diharapkan mampu memberi dukungan pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan bagi pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.
Kelima, Artificial Intelligence (AI). Pemanfaatan AI berpotensi membantu pemerintah dan juga dunia pendidikan dalam mengurangi beban administrasi seperti menjawab pertanyaan, mengisi dokumen, mencari dokumen, menerjemahkan suara/tulisan, dan membuat draf dokumen.
“Dalam dunia pendidikan atau pembelajaran AI digunakan sebesar 5,40 persen. Berdasarkan sumber Google, data yang dikeluarkan oleh Temasek, Bain&Company tahun 2024, menyebutkan bahwa industri teratas yang mendorong minat penelurusan IA, yaitu adalah pemasaraan, game dan Pendidikan," terang Sherlita.
Lebih lanjut dijelaskannya, pendidikan telah mendorong minat penelurusuran AI berada diposisi ke tiga, yakni 54% persen menilai Teknologi dan IA memberikan dampak yang positif yang lebih besar dibandingkan aspek negatifnya pada masa mendatang.
Sementara, 79 persen menilai sebaiknya tenaga pengajar mengajarkan muridnya tentang bagaimana menggunakan AI secara tepat, dan 73 persen menilai guru sebaiknya dibekali keterampilan menggunakan AI dalam pengajaran, lalu 21% menyatakan sebaiknya AI dilarang di lingkungan pendidikan.
Ia menekankan tenaga pendidik sampai kapanpun akan tetap dibutuhkan. “AI tidak akan pernah menggantikan posisi manusia, akan tetapi kita yang mungkin digantikan oleh orang – orang yang mengerti lebih banyak tahu dan belajar lebih banyak tentang AI. Sepintar – pintarnya AI hanyalah alat atau tools, tetapi fungsi humanity tetap kita yang memiliki,” tuturnya. (MC Jatim/ida-yan/eyv)