:
Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT, Minggu, 17 November 2024 | 20:12 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 183
Sanggau, InfoPublik – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson, meninjau pabrik pengolahan tandan kosong kelapa sawit menjadi briket di Kecamatan Semuntai, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalbar pada Kamis (14/11/2024).
Briket, bahan bakar padat dengan nilai kalori tinggi, kini dihasilkan dari limbah tandan kosong kelapa sawit yang sebelumnya hanya menjadi sampah. Pengolahan ini tidak hanya menciptakan energi alternatif ramah lingkungan, tetapi juga berpotensi menggantikan bahan bakar fosil yang tidak terbarukan.
Harisson menyampaikan apresiasinya terhadap pabrik yang dikelola oleh PT Elektrika Konstruksi Nusantara (EKN) ini. Ia menjelaskan bahwa briket berbahan dasar tandan sawit memiliki kandungan kalori mencapai 4.300 kalori per kilogram, lebih tinggi dibandingkan batu bara yang rata-rata hanya menghasilkan 3.950 kalori per kilogram.
“Pabrik ini memanfaatkan limbah yang dulunya menjadi sampah menjadi sumber energi terbarukan yang bernilai tinggi. Ini adalah langkah luar biasa, baik untuk lingkungan maupun ekonomi masyarakat,” ujar Harisson.
Briket yang dihasilkan dijual ke PLN dengan harga antara Rp1.100 hingga Rp1.900 per kilogram, tergantung jarak distribusi. Setiap harinya, pabrik ini mampu memproduksi 20 ton briket yang langsung dikirim ke PLN di Sintang dan Sanggau, meskipun kapasitas ini masih jauh dari kebutuhan PLN sebesar 350 ton per hari.
Pj Gubernur Harisson juga mendorong Perusda dan masyarakat untuk mengembangkan teknologi serupa. “Energi terbarukan ini jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan batu bara. Saya harap model ini dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan energi hijau di Kalbar,” katanya.
Ia menambahkan bahwa pengolahan tandan sawit menjadi briket tidak hanya membantu mengurangi emisi karbon, tetapi juga menciptakan efek berantai yang positif bagi perekonomian lokal.
Penggunaan briket berbasis biomassa seperti ini mendukung target nasional untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Selain itu, inovasi ini membantu mengurangi tumpukan limbah di perkebunan sawit, sekaligus memanfaatkan sumber daya lokal yang melimpah.
M. Ariyanto, Direktur PT Elektrika Konstruksi Nusantara, menjelaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama dengan Universitas Tanjungpura (UNTAN) melalui riset dan pengembangan teknologi yang terus disempurnakan.
“Kami terus mengupayakan peningkatan kapasitas produksi agar dapat memenuhi kebutuhan PLN, sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi lokal,” ungkap Ariyanto.
Pengolahan limbah tandan sawit menjadi briket ini dinilai sebagai langkah penting dalam mendukung transisi energi bersih, menekan emisi karbon, dan mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
(adpim)