- Oleh MC KAB BULELENG
- Kamis, 14 November 2024 | 06:37 WIB
: Sekda Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, saat menghadiri Rapat Kolaborasi Lintas Sektor Penanggulangan Kemiskinan di ruang rapat Bappeda Buleleng, Kamis (14/11/2024). (Foto: istimewa)
Oleh MC KAB BULELENG, Sabtu, 16 November 2024 | 08:44 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 116
Buleleng, InfoPublik - Melihat progres kinerja Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Buleleng, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, meminta seluruh anggota lebih menggejot lagi program-program penanggulangan kemiskinan pada tahun 2025. Hal itu terungkap dalam Rapat Kolaborasi Lintas Sektor Penanggulangan Kemiskinan di Ruang Rapat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Buleleng, Kamis (14/11/2024).
Suyasa yang juga Ketua TKPKD Buleleng menyampaikan bahwa persoalan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Buleleng telah tertangani dengan sangat baik. Meski demikian, persoalan kemiskinan secara keseluruhan masih menjadi permasalahan yang cukup besar untuk dituntaskan.
Berdasarkan laporan Kepala Bappeda Buleleng, Putu Ayu Reika Nurhaeni, data kemiskinan hingga Agustus 2024 mengalami penurunan di angka 5,39.
“Data kemiskinan kita tahun lalu 6,26, turun menjadi 5,83. Terus data kemiskinan terbaru pada Agustus 2024 ini turun lagi menjadi 5,39. Ini yang harus kita evaluasi bersama lagi dengan meningkatkan lagi program-program penanggulangan kemiskinan di Buleleng,” ujar Suyasa.
Pihaknya mengakui banyak tantangan dalam penanggulangan kemiskinan di Buleleng. Meski demikian, hal itu bukan penghalang komitmen Pemkab Buleleng dalam upaya mensejahterakan masyarakat secara menyeluruh.
Terkait dengan stunting, Suyasa memberikan apresiasi atas upaya kolaborasi lintas sektoral termasuk juga keterlibatan masyarakat untuk bersama-sama mendukung program yang menyangkut tentang gizi dan pola hidup sehat.
Tercatat, hingga tahun ini data angka prevalensi stunting yang semula sebesar 11 turun menjadi 6,2 di tahun 2023, kemudian turun lagi menjadi 3,5 pada Februari 2024.
“Persoalanan kemiskinan di Buleleng disebabkan oleh banyak faktor, baik itu dari kultur si penerima maupun juga dari tepat sasaran atau tidaknya penerima bantuan. Jadi ini perlu kita validasi kembali datanya. Wajib dibuatkan skema penanggulangan kemiskinan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang,” tutur Suyasa. (MC Kab.Buleleng/Agst)