- Oleh MC KOTA PADANG
- Selasa, 24 Desember 2024 | 05:13 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Kamis, 7 November 2024 | 16:05 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 171
Padang, InfoPublik – Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Sumbar, Hendri Pani Dias, menekankan pentingnya mengelola perbedaan dengan baik.
“Perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Ketika perbedaan disikapi dengan bijak, hal luar biasa dapat tercipta. Perbedaan bukan hanya persoalan agama, tetapi juga dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, termasuk rumah tangga,” ujar Hendri saat membuka Dialog Lintas Agama Desa Sadar Kerukunan.di Gedung St. Santa Yusuf, Kota Padang, Rabu (6/11/2024).
Hendri mengingatkan bahwa sejak masa Nabi Muhammad, kerukunan antar umat beragama telah dicontohkan melalui Satifah Bani Saidah dan Piagam Madinah, di mana para pemeluk agama duduk bersama dalam perdamaian.
“Jika saat ini masih ada yang berselisih karena perbedaan agama, itu berarti mereka ketinggalan zaman dan tidak memahami sejarah,” tegas Hendri.
Kementerian Agama memandang perlunya adanya desa sadar kerukunan sebagai prototipe implementasi kerukunan dalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan kerja sama. “Tanpa kampung kerukunan, nilai-nilai harmonisasi seringkali hanya menjadi wacana dan teori tanpa praktik nyata,” lanjutnya.
Hendri menjelaskan bahwa ada beberapa tugas penting dalam pelaksanaan desa sadar kerukunan. Pertama, membangun komunikasi intens antar umat beragama. “Komunikasi yang terjalin erat diibaratkan seperti garis lurus yang semakin panjang akan tetap stabil. Semakin pendek, cenderung berkelok,” kata Hendri, menggambarkan pentingnya interaksi harmonis.
Kedua, membentuk lembaga kemasyarakatan yang mengundang semua kalangan untuk berkumpul tanpa memandang latar belakang agama. Ketiga, menjaga keharmonisan dan mencegah gesekan antar umat beragama. Jika terjadi perbedaan perspektif, perlu adanya forum untuk duduk bersama dan menyelesaikan perbedaan secara damai.
“Kampung kerukunan adalah alternatif bagi masyarakat untuk menemukan solusi atas perbedaan dan menghindari konflik yang mengeras,” tambah Hendri.
Di Sumatra Barat, terdapat lima lokasi desa sadar kerukunan, yaitu Desa Purwajaya di Kabupaten Limapuluh Kota, Desa Mahakarya di Kabupaten Pasaman Barat, Desa Sungai Buluah Barat di Kabupaten Padang Pariaman, Desa Sikabau di Kabupaten Tanah Datar, dan Kelurahan Kampung Pondok di Kota Padang.
(MC Padang/Marajo)