- Oleh MC PROV ACEH
- Kamis, 19 Desember 2024 | 09:17 WIB
: Rektor USK, Prof Marwan memberikan sambutan pada Rapat Kerja Nasional dan Workshop Konsorsium Biologi Indonesia di Aula FMIPA USK, Selasa (5/11/2024). Foto: MC Aceh
Oleh MC PROV ACEH, Rabu, 6 November 2024 | 10:28 WIB - Redaktur: Untung S - 181
Banda Aceh, InfoPublik - Universitas Syiah Kuala (USK) menjadi tuan rumah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Workshop Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) 2024. Rektor USK, Prof Marwan, menekankan pentingnya biodiversitas dan keberlanjutan.
Hal itu disampaikan Rektor USK, Prof Marwan, saat pembukaan acara itu yang digelar di Aula Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIP) USK, Banda Aceh, pada Selasa (5/11/2024).
Rektor USK, Prof Marwan, menyampaikan terima kasih kepada KOBI yang telah mempercayakan USK sebagai tuan rumah Rakernas ini. Ia menekankan bahwa biodiversitas dan keberlanjutan merupakan isu penting yang sangat relevan dengan disiplin ilmu biologi.
"Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati. Aceh, dengan hutan Leuser yang masih terjaga, memiliki empat satwa terlindungi yaitu gajah, harimau, orangutan, dan badak. Selain itu, kita juga perlu memperhatikan kelestarian sektor-sektor lain seperti kawasan perairan, hutan mangrove, dan ketahanan pangan," kata Rektor.
Ia menekankan pentingnya riset dan kolaborasi untuk memastikan keberlanjutan isu-isu tersebut, yang dikenal dengan Sustainable Development Goals (SDGs). "Kami berharap, apa pun yang kita lakukan hari ini dapat memberikan dampak dan keberlanjutan bagi kita semua. Konservasi dan ketahanan pangan menjadi tujuan global yang dirangkum dalam SDGs," tuturnya.
Ketua KOBI, Prof Budi Setiadi Daryono, menyampaikan bahwa pada 22 September 2024, KOBI telah merayakan ulang tahunnya yang ke-13. Selama ini, KOBI telah memberikan kontribusi penting bagi pembangunan dan kelestarian biodiversitas di Indonesia.
"Salah satu kontribusi KOBI yang saat ini digunakan oleh BAPPENAS adalah Indeks Biodiversitas Indonesia (IBI) yang berhasil disusun oleh KOBI. Selain itu, banyak anggota KOBI terlibat dalam NGO yang fokus pada pelestarian lingkungan," jelasnya. Ia menambahkan bahwa sebagian anggota KOBI juga menggagas upaya kelestarian dan keanekaragaman hayati di daerah terluar, tertinggal, dan termiskin.
Pj Wali Kota Banda Aceh, Ade Surya, menekankan pentingnya peran KOBI sebagai akademisi dalam mendukung pemerintah dalam merumuskan kebijakan. Ia mencatat bahwa salah satu isu pembangunan yang harus menjadi perhatian bersama adalah pemanfaatan lahan atau hutan dan kaitannya terhadap keberlanjutan.
"Di satu sisi, kita ingin sumber daya yang berkelanjutan. Di sisi lain, kita perlu lahan untuk investasi, baik di sektor pertanian maupun perkebunan. Ini harus kita diskusikan secara detail, bagaimana pemanfaatan lahan dapat dilakukan sambil tetap mempertahankan keberlanjutan ekosistem dan biodiversitas untuk masa depan," ujarnya. (MC/MAD)