- Oleh Untung Sutomo
- Jumat, 8 November 2024 | 09:09 WIB
: Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PU dalam Talk Show bersama BUMN Karya di Pameran Konstruksi Indonesia 2024/Foto : Biro Komunikasi Publik PU
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Kamis, 7 November 2024 | 20:29 WIB - Redaktur: Untung S - 49
Jakarta, InfoPublik — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus memperkuat peran pelaku usaha jasa konstruksi nasional dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Infrastruktur yang kuat dan efisien diyakini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Konstruksi Kementerian PU, Abdul Muis, dalam acara Konstruksi Indonesia 2024 yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang, Banten, pada Rabu (6/11/2024). Acara itu menampilkan diskusi bersama BUMN Karya, membahas strategi pembangunan infrastruktur yang tangguh dan berkelanjutan.
Abdul Muis menjelaskan bahwa efektivitas dan efisiensi adalah elemen utama dalam menciptakan sektor konstruksi yang agile dan adaptive. "Efektivitas dan efisiensi adalah dua elemen penting yang saling berkaitan untuk mewujudkan sektor konstruksi yang mampu merespons perubahan kebutuhan dan kondisi pasar dengan cepat," katanya dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik, Kamis (7/11/2024).
Menurut Abdul, sektor konstruksi yang agile dapat merespons kebutuhan dan perubahan pasar dengan cepat, sementara sektor yang adaptive terus belajar dari pengalaman dan berinovasi menghadapi tantangan baru. Ia menekankan bahwa pembangunan infrastruktur bukan hanya soal pembangunan fisik seperti jalan, jembatan, atau gedung, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan.
“Langkah-langkah untuk memperkuat peran pelaku usaha jasa konstruksi mencakup pemahaman terhadap infrastruktur secara menyeluruh, termasuk dampak sosial dan lingkungan,” tambahnya.
Abdul juga menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam setiap tahap pembangunan. "Dengan melibatkan masyarakat, infrastruktur yang dibangun diharapkan lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan mereka. Partisipasi ini juga akan meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap infrastruktur yang telah dibangun," jelasnya.
Selain itu, Abdul Muis menegaskan prinsip keadilan sosial, pemanfaatan teknologi, dan keberlanjutan sebagai komponen kunci dalam strategi pembangunan infrastruktur. Infrastruktur yang dibangun harus dirancang untuk masa depan, dengan perhatian pada pemeliharaan yang berkelanjutan, penggunaan sumber daya yang efisien, dan pengurangan emisi karbon. “Kita perlu merancang infrastruktur yang bermanfaat tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang,” katanya.
Dalam acara Konstruksi Indonesia 2024 yang berlangsung dari 6 hingga 8 November 2024 di ICE BSD, Abdul Muis berharap diskusi seputar efektivitas, efisiensi, inovasi, kolaborasi, dan keberlanjutan dapat memperkuat komitmen pelaku usaha jasa konstruksi dalam mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang berlandaskan prinsip Asta-Cita.