- Oleh MC KAB BANJAR
- Rabu, 6 November 2024 | 01:28 WIB
: ajabat Sementara (Pjs) Bupati Banjar, Akhmad Fydayeen, yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Ikwansyah, melakukan panen padi bersama di lahan pertanian milik Kelompok Tani (Poktan) Serasi, Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, pada Selasa (5/11/2024) pagi. Acara panen bersama ini juga menandai berakhirnya program Sekolah Lapang Iklim (SLI) yang merupakan hasil kerja sama antara Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Banjar dan Stasiun Klimatologi Kalimantan Selatan, yang telah berlangsung sejak Juli 2024.
Oleh MC KAB BANJAR, Rabu, 6 November 2024 | 01:36 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 80
Martapura Barat, InfoPublik – Pajabat Sementara (Pjs) Bupati Banjar, Akhmad Fydayeen, yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Ikwansyah, melakukan panen padi bersama di lahan pertanian milik Kelompok Tani (Poktan) Serasi, Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, pada Selasa (5/11/2024) pagi.
Acara panen bersama ini juga menandai berakhirnya program Sekolah Lapang Iklim (SLI) yang merupakan hasil kerja sama antara Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Banjar dan Stasiun Klimatologi Kalimantan Selatan, yang telah berlangsung sejak Juli 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Ikwansyah menyampaikan apresiasi kepada Dinas Pertanian Banjar dan Kelompok Tani Serasi atas partisipasi mereka dalam program SLI, mulai dari proses penanaman, perawatan, hingga panen. Menurut Ikwansyah, perubahan iklim dapat mempengaruhi hasil pertanian, baik dalam segi kuantitas maupun kualitas, yang pada akhirnya dapat mengancam ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, program SLI diharapkan menjadi solusi adaptasi sektor pertanian terhadap perubahan iklim.
“Dengan adanya SLI, diharapkan para petani dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang iklim dan memperoleh keterampilan untuk mengantisipasi fenomena iklim dalam aktivitas pertanian mereka,” ujar Ikwansyah.
Selain itu, Ikwansyah juga menyampaikan perhatian pemerintah terhadap keluhan para petani mengenai serangan hama tikus dan burung yang sering merusak tanaman padi. Ia memastikan bahwa permasalahan ini akan menjadi perhatian Dinas Pertanian untuk dicari solusi yang tepat. Terkait permintaan Poktan Serasi mengenai penyediaan mesin handtraktor, Ikwansyah menyatakan bahwa hal tersebut akan dipertimbangkan sepanjang sesuai dengan kebutuhan petani dan peraturan yang berlaku.
“Insya Allah, Dinas Pertanian akan memfasilitasi penyediaan mesin handtraktor, selama itu memang diperlukan oleh petani dan tidak bertentangan dengan aturan yang ada,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar, Warsita, mengungkapkan bahwa luas lahan yang akan dipanen dalam waktu dekat mencapai 1.200 hektare, dengan hasil per hektare mencapai 5,2 ton gabah. Ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasil padi lokal yang hanya mencapai 3,5 ton per hektare.
“Masalah hama tikus dan burung dapat diatasi dengan penyemprotan obat atau dengan cara tanam serentak. Karena saat ini banyak lahan yang sudah dipanen, hama seperti tikus dan burung akan berkumpul di area yang masih ada tanaman,” jelas Warsita.
Terkait dengan permintaan mesin handtraktor dari Poktan Serasi, Warsita menjelaskan bahwa salah satu Poktan di Desa Sungai Batang yang telah berbadan hukum sudah menerima bantuan tersebut.
“Kami harap Poktan Serasi yang belum berbadan hukum segera mengurusnya, agar bisa difasilitasi,” tutup Warsita.(MC Banjar/Ronny/Man/Eyv)