- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Selasa, 5 November 2024 | 11:14 WIB
: Siswa SMP Muhammadiyah II Taman Sidoarjo, saat pembukaan SFF 2024, di Wisma Jerman Surabaya, Senin (4/11/2024). Foto : Vivin MC Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Selasa, 5 November 2024 | 05:47 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 132
Surabaya, InfoPublik - Sebagai agenda tahunan, Goethe-Institut yang merupakan institusi kebudayaan Jerman kembali menggelar Science Film Festival (SFF) dari 15 Oktober-30 November 2024. SFF bertajuk 'Emisi Nol Bersih dan Ekonomi Sirkular' tersebut, juga digelar si kota Surabaya pada 4 hingga 14 November 2024.
SFF 2024 ini merupakan edisi ke-15 yang menjangkau siswa-siswi SD sampai SMA dengan memutar film-film internasional dan sejumlah eksperimen sains secara sederhana dan menyenangkan.
Dalam pelaksanaannya di Surabaya, Goethe-Institut Indonesia menunjuk Wisma Jerman sebagai mitra lokal penyelenggara yang juga bersama Institut Francais Indonesia Surabaya (IFI), serta beberapa lembaga lainnya seperti Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Perpustakaan UK Petra Surabaya, Perpustakaan Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya, Pusat Studi Gender dan Anak UNTAG Surabaya serta Trans Icon Mall Surabaya sebagai venue partnership.
Pembukaan SFF 2024 Surabaya, berlangsung di Ruang Halle Wisma Jerman, Senin (4/11/2024), oleh Cultural Program Assistant Wisma Jerman, Dhahana Adi Pungkas. Pembukaan diikuti dan dihadiri oleh siswa SMP Muhammadiyah II Taman Sidoarjo.
Dhahana Adi Pungkas menerangkan, bahwa festival SFF ini akan memutar 15 film dari delapan negara, yakni Jerman, Australia, Italia, Thailand, Chile, Brazil, Belanda, dan Kolombia, dengan diikuti eksperimen sains terkait dengan film-filmnya yang akan dipraktikkan setelah penayangan.
"Tema yang kami angkat di tahun ini, yaitu 'Emisi Nol Bersih dan Ekonomi Sirkuler' karena melihat fenomena 3R, Reduce, Reuse, Recycle telah menjadi salah satu topik utama tentang penyelamatan lingkungan ataupun ekosistem. Tentang bagaimana dampaknya terhadap kehidupan manusia, sehingga mengajak kita tidak hanya peduli lingkungan alam dan juga lingkungan sosial," terangnya.
Melalui SFF 2024 ini, Ia mengatakan, diharapkan dapat mengajarkan ke anak didik, dan anak-anak sekolah untuk belajar sains melalui eksperimen sesuai film yang ditonton. Film yang dipilih untuk diputar pun, diungkapkan Ipung telah menjalani proses akurasi dari pusat Goethe-Institut Indonesia.
"Memang kami pilihkan film ini kategorinya sudah sesuai dengan usia mulai dari pelajar SD hingga pelajar SMA. Bahkan untuk dengan film yang berkategori tontonan keluarga, memungkinkan juga bisa disaksikan untuk anak-anak TK, karena Science Film Festival itu memang semua level pendidikan ya, dari TK sampai SMA," tambah Dhahana.
Dhahana berharap, target sasaran peserta yang ikut festival SFF 2024 kali ini setidaknya hingga tanggal 14 November nanti, minimal 1500 penonton. "Melalui penayangan film-film di SFF 2024 ini semoga menjadi inspirasi menjaga bumi ini lebih baik, atau memberikan sebuah pemahaman, bahwa sains itu mudah. Bahwa sains itu bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan dipelajari oleh semua orang," ucapnya.
Sebagai informasi, Science Film Festival (SFF) sendiri adalah perayaan komunikasi sains di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, dan Timur Tengah. Bekerjasama dengan mitra lokal, perayaan ini mempromosikan literasi sains dan memfasilitasi kesadaran akan isu-isu ilmiah, teknologi, dan lingkungan kontemporer melalui film internasional dengan kegiatan pendidikan yang menyertainya.
Festival ini menyajikan isu-isu ilmiah yang mudah diakses dan menghibur bagi khalayak luas dan menunjukkan bahwa sains bisa menyenangkan. Ajang ini telah berkembang pesat sejak edisi pertamanya di tahun 2005 di Thailand, menjadi acara terbesar untuk jenisnya di dunia.
Science Film Festival diselenggarakan di setiap negara oleh Goethe-Institut bekerjasama dengan mitra lokal. Festival ini bergantung pada kolaborasi dan partisipasi aktif lembaga pendidikan sains, sekolah, universitas, kementerian, dan pusat budaya di masing-masing negara tuan rumah, serta antusiasme staf mereka dan mitra lainnya, seperti LSM, pendidik, dan kelompok relawan pelajar, yang memfasilitasi pemutaran dan kegiatan. (MC Jatim/ida-vin/eyv)