- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Rabu, 20 November 2024 | 12:40 WIB
: Para peserta dan pelatih berinteraksi dalam kegiatan pelatihan menulis dan membaca puisi yang dilaksanakan oleh Komunitas Bele Ponuwa. (Foto: Ikraeni Safitri)
Oleh MC PROV GORONTALO, Sabtu, 19 Oktober 2024 | 09:52 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 183
Kota Gorontalo, InfoPublik – Komunitas Bele Ponuwa terus berupaya mendorong kaum muda Gorontalo untuk meningkatkan apresiasi terhadap karya sastra di tengah serbuan aplikasi dalam gawai yang digandrungi.
Melalui Festival Literasi Gorontalo, komunitas Bele Ponuwa menggelar pelatihan menulis dan membaca puisi. Melalui kegiatan ini, diharapkan potensi sastra pada remaja terungkap dan mampu diekspresikan dalam karya puisi.
“Melalui puisi, seseorang mampu mengekspresikan emosi dan perasaan, juga pandangan serta kritik terhadap sekitar,” kata Ikraeni Safitri, Ketua Komunitas Bele Ponuwa, Jumat (18/10/2024).
Ikraeni menjelaskan komunitasnya telah sukses menggelar pelatihan menulis dan membaca puisi pada hari Rabu lalu yang diikuti oleh 25 kaum muda. Mereka adalah pelajar Sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) dan sederajat.
Menurut Ikraeni, menulis puisi memberi ruang kepada seseorang untuk memproses pengalaman hidupnya melalui tulisan dan menyuarakannya dalam bentuk sastra yang indah.
Pelatihan menulis dan membaca puisi ini berlangsung di aula Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Gorontalo dengan menghadirkan pelatih Kasdar dan La Ode Rely, keduanya adalah pegiat literasi di Provinsi Gorontalo.
Ikraeni juga mengungkapkan bahwa melalui pelatihan ini, para peserta dimotivasi untuk mampu menuliskan puisi secara sistematis dan mampu membacanya secara baik.
Pelatihan ini merupakan proses pembelajaran menulis dan membaca puisi yang sesuai dengan kaidah. Para peserta memahami proses dan langkah penulisan puisi seperti menentukan tema, menentukan diksi, gaya bahasa atau majas, estetika puisi dan makna yang terkandung dalam puisi.
Metode yang dilaksanakan pada baca puisi yaitu pelafalan intonasi, ekspresi dan gerak tubuh. Peserta dilatih menguatkan mental untuk meningkatkan percaya diri ketika membaca puisi di depan kamera atau di atas panggung.
Dengan pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat memiliki wahana untuk penuliskan dan mengungkapkan ide, gagasan, kritik, emosi, hingga nilai dan norma, yang meliputi aspek sosial, budaya, ekonomi, hingga politik. Hal ini mengasah kemampuan berpikir kritis dan empati terhadap lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan secara klasikal dengan metode tanya jawab dan diskusi.
Ikraeni menjelaskan, pelatihan ini dilaksanakan oleh Komunitas Bele Ponuwa bekerja sama dengan Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (mcgorontaloprov)