- Oleh MC KAB PROBOLINGGO
- Jumat, 22 November 2024 | 21:47 WIB
: Diskan Gelar Bimtek Budidaya Ikan Kerapu Kolbun Salim
Oleh MC KAB PROBOLINGGO, Senin, 14 Oktober 2024 | 12:06 WIB - Redaktur: Juli - 141
Dringu, InfoPublik - Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Probolinggo menggelar bimbingan teknis (bimtek) budi daya ikan kerapu dengan sistem Kolbun Salim (Budi Daya Ikan Kerapu) menggunakan Ras dengan Air Laut Buatan Sebagai Media) di UPT Pengembangan Budidaya Air Tawar/Payau, Selasa (8/10/2024).
Kegiatan ini diikuti oleh 25 pembudidaya ikan kerapu yang berasal dari Desa Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih dan Desa Pajurangan Kecamatan Gending. Narasumber kegiatan tersebut terdiri dari JF Analis Akuakultur Ahli Muda yang juga merupakan inovator sistem Kolbun Salim dan staf Bidang Perikanan Budidaya Diskan Kabupaten Probolinggo.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, Achmad Aruman melalui Kepala Bidang Perikanan Budi daya Wahid Noor Aziz, mengatakan bimtek ini bertujuan meningkatkan wawasan para pembudidaya mengenai metode baru budi daya ikan kerapu yang hemat air dan ramah lingkungan.
Sistem Kolbun Salim ini memungkinkan budi daya ikan kerapu dilakukan di berbagai lokasi tanpa bergantung pada pasokan air laut alami.
"Kami berharap dengan adanya bimtek ini, para pembudidaya ikan kerapu dapat mengenal teknik budidaya yang lebih efisien, ramah lingkungan serta memiliki angka kelangsungan hidup (survival rate) yang tinggi. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh pun akan lebih optimal," ujarnya.
Menurut Wahid, ikan kerapu merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, terutama di pasar Asia Tenggara. Di Kabupaten Probolinggo, budi daya ikan kerapu dengan sistem karamba jaring apung (KJA) menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi perikanan laut. Produksi ikan kerapu dari sistem KJA, terutama untuk pasar ekspor ikan hidup sangat menjanjikan karena harganya yang lebih tinggi dibandingkan ekspor ikan segar.
"Namun, pembudidaya ikan kerapu dihadapkan pada tantangan besar, terutama terkait faktor lingkungan yang memengaruhi kelangsungan usaha budi daya di KJA. Selain memerlukan sarana dan prasarana yang memadai, kondisi sosial ekonomi masyarakat juga harus kondusif untuk mendukung keberlanjutan usaha ini," jelasnya.
Pada 2023 jelas Wahid, produksi ikan kerapu di Kabupaten Probolinggo mencapai 170,70 ton atau 1,1 persen dari total produksi budi daya ikan sebesar 14.812,26 ton. Nilai produksi ikan kerapu tersebut mencapai Rp18,5 miliar, atau 2,4 persen dari total nilai produksi budidaya yang mencapai Rp763,2 miliar.
Sebagian besar kontribusi ini berasal dari pembudidaya kecil di Desa Gili Ketapang yang menjadi pusat utama budi daya ikan kerapu di wilayah tersebut.
"Seiring dengan pesatnya perkembangan budidaya ikan kerapu di Desa Gili Ketapang yang kini mencapai 250 unit usaha dengan 196 pembudidaya, terdapat pula tantangan signifikan terkait dampak lingkungan. Peningkatan aktivitas budi daya telah menyebabkan penurunan produktivitas ikan akibat degradasi kualitas perairan," tambahnya.
Untuk mengatasi masalah ini tambah Wahid, Diskan Kabupaten Probolinggo melalui inovasi sistem Kolbun Salim berharap dapat memberikan solusi yang berkelanjutan. Sistem ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada kondisi lingkungan alam, tetapi juga menawarkan peluang bagi pembudidaya untuk tetap meningkatkan produksi dengan risiko yang lebih rendah.
"Dengan pengembangan sistem Kolbun Salim, kami berharap pembudidaya ikan kerapu di Gili Ketapang dan sekitarnya dapat terus berkembang tanpa merusak lingkungan," pungkasnya. (MC Kabupaten Probolinggo/wan/son)