Pembaruan Tak Boleh Mengikis Kebudayaan, sebaliknya Budaya Harus Seiring Sejalan dengan Kemajuan

: Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Sleman Kusno Wibowo saat membuka sosialisasi sejarah nilai-nilai Kepakualaman dan dialog budaya kepada ASN Pemerintah Kabupaten Sleman, Senin (7/10/2024).


Oleh MC KAB SLEMAN, Senin, 7 Oktober 2024 | 20:33 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 129


Sleman, InfoPublik – Pembaruan yang identik dengan kegiatan pembangunan tidak boleh mengikis kebudayaan suatu daerah. Dalam praktiknya sehari-hari, sebaliknya kebudayaan harus berjalan beriringan dengan kemajuan zaman yang semakin canggih.

Hal itu seperti disampaikan Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Sleman Kusno Wibowo saat membuka sosialisasi sejarah nilai-nilai Kepakualaman dan dialog budaya kepada ASN Pemerintah Kabupaten Sleman, Senin (7/10/2024).

Acara digelar oleh Kadipaten Pakualaman bersama Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman. Turut hadir Bendara Pangeran Harya (BPH) Kusumo Bimantoro yang sekaligus menyerahkan buku Ajaran Kepemimpinan Asthabrata Kadipaten Pakualaman kepada Pjs Kusno Wibowo.

“Saat ini kita berada dalam situasi antara tradisi dan pembaruan. Kebudayaan tidak boleh lepas dari akarnya dan berjalan beriringan dengan praktik kemajuan zaman dalam kegiatan sehari-hari masyarakat,” ujar Kusno di Ruang Rapat Sembada Setda Sleman.

Ia menambahkan, semua pihak harus mulai untuk menanamkan kembali kearifan lokal yang merupakan warisan adiluhung dari leluhur. Salah satunya yakni dengan digelarnya sosialisasi yang diharapkan  dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan masyarakat Sleman tentang perjalanan sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan dua pusat budaya dan peradaban Yogyakarta, yaitu Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Pura Pakualaman.

Hal senada disampaikan BPH Kusumo Bimantoro. Ia berharap dialog dan sosialisasi dapat menambah khasanah pengetahuan dan wawasan tentang sejarah Kadipaten Pakualaman sekaligus perkembangan seni budaya di dalamnya dari narasumber yang kompeten

“Kami berharap dialog budaya ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang sejarah berdirinya Kadipaten Pakualaman dan perkembangan seni budayanya secara langsung dari narasumber yang berkompeten,” ujarnya.

Dalam sosialisasi Kepakualaman dan dialog budaya tersebut, diusung dua materi penting, yaitu perkembangan seni budaya di Kadipaten Pakualaman, serta sejarah berdirinya Kadipaten Pakualaman. Materi disampaikan langsung oleh tim Pambudidaya Pakualaman, yaitu KPH Kusumoparastho dan KRMT Projokusumo dan dimoderatori oleh KRMT Jayengtaruno.

Kegiatan dialog budaya ini merupakan yang ketiga kalinya diadakan, setelah sebelumnya sukses dilaksanakan di Kota Jogja dan Kabupaten Bantul. (MC Kab. Sleman)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Senin, 11 November 2024 | 22:13 WIB
Gotong-royong Warga Dukuh Lodoyong Sleman Bangun Drainase
  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Senin, 11 November 2024 | 14:38 WIB
Resmi Ditutup, PPD Sleman 2024 Raih Omzet hingga Rp2,2 Miliar
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 5 November 2024 | 18:21 WIB
Kementerian Pendidikan Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu untuk Lestarikan Bahasa Daerah
  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Senin, 4 November 2024 | 15:38 WIB
Warga Terdampak Kekeringan di Banyurejo Di-droping 8.700 Liter Air Bersih