- Oleh MC KOTA TIDORE
- Minggu, 24 November 2024 | 18:04 WIB
: Kepala Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata (Kabalai TNAL), Irwan Efendi tengah berbincang bersama duta besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey CVO OBE, dan Pj. Gubernur Maluku Utara, Samsuddin Abdul Kadir dalam sesi kunjungan di Kantor Balai TNAL di Sofifi, Maluku Utara, Minggu (6/10/2024). Foto :Mp
Oleh MC KOTA TIDORE, Senin, 7 Oktober 2024 | 22:45 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 144
Sofifi, InfoPublik - Kepala Balai (Kabalai) TNAL Irwan Efendi menegaskan, smart patrol menjadi salah satu cara Taman Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL) dalam melindungi potensi keanekaragaman hayati.
Pemaparan tersebut dilakukan terkait adanya kunjungan Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey CVO OBE di Kantor Balai TNAL, Minggu (6/10/2024). Selain rombongan dubes, Pj Gubernur Maluku Utara, Samsuddin Abdul Kadir beserta rombongan juga turut hadir mendampingi Dubes Inggris dalam sesi kunjungan tersebut.
Irwan menyampaikan, smart patrol menjadi cara untuk mendokumentasikan dan mengidentifikasi potensi yang ditemui selama patroli. Dengan smart patrol kegiatan patroli tidak hanya berfokus dalam mencegah dan mencari pelanggaran hukum di dalam kawasan taman nasional.
"Patroli kita berbasis smart patrol jadi bukan hanya jalan di kawasan hutan untuk mencegah dan mencari pelanggaran hukum di dalam kawasan konservasi. Kita juga mencatat, mendokumentasi, dan mengidentifikasi potensi yang ditemui selama melakukan patroli," ucapnya.
Ia juga menambahkan, TNAL yang merupakan kawasan konservasi di 'Jantung Halmahera' memiliki fungsi yang penting untuk menjaga kehidupan. Tidak hanya bagi potensi keanekaragaman hayati juga memiliki fungsi bagi perlindungan kehidupan manusia secara umum.
Dalam pemaparannya, Irwan menyebut bahwa TNAL memiliki keunikan, manfaat, dan potensi. Dalam segi keunikan, TNAL memiliki ekosistem yang beragam mulai dari ekosistem hutan dataran rendah (0-700mdpl) hingga ekosistem hutan pegunungan bawah (>700mdpl).
Menyimpan potensi keanekaragaman hayati yang tinggi sebanyak 399 jenis baik itu flora dan fauna.
Sebagai daerah resapan air yang penting karena 24 sungai di Pulau Halmahera memiliki hulu di dalam kawasan TNAL. Hingga memiliki potensi ekowisata dan menjadi 'rumah' bagi masyarakat dengan budaya tradisional (Tobelo Dalam). (Mp/ NC TIDORE)