- Oleh MC KAB NAGAN RAYA
- Jumat, 22 November 2024 | 21:38 WIB
:
Oleh MC KAB SANGGAU, Kamis, 3 Oktober 2024 | 19:56 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 225
Pontianak, InfoPublik – Penjabat Bupati Sanggau, Suherman, menghadiri pelatihan Teknik Audit Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk Tim Kendali Internal (ICS) yang diadakan di Aula Hotel Orchardz Gajah Mada, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), pada Kamis (3/10/2024).
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan dan sertifikasi kebun, khususnya dalam sektor perkebunan kelapa sawit.
Dalam sambutannya, Pj Bupati menegaskan bahwa sektor perkebunan memiliki peran strategis dalam perekonomian daerah. Berdasarkan data yang ada, sektor perkebunan menyumbang lebih dari 34 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sanggau.
“Kami berkomitmen untuk memberikan perhatian besar terhadap subsektor perkebunan, yang berperan penting dalam meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat,” ungkap Suherman.
Pj Bupati Sanggau juga membahas sejumlah isu strategis yang perlu diatasi, termasuk pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Hingga semester II 2024, terdapat 1.285 jiwa yang tergolong dalam kategori miskin ekstrem di Kabupaten Sanggau.
“Pengentasan kemiskinan adalah prioritas utama, terutama di daerah yang masih terbelakang secara ekonomi,” tegasnya.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 10.372 orang di Kabupaten Sanggau menganggur, terdiri dari 5.519 pria dan 4.853 wanita. Suherman menyoroti bahwa pembangunan subsektor perkebunan dapat menjadi solusi untuk menciptakan lapangan kerja, karena sektor ini dikenal sebagai sektor padat karya.
“Dengan menciptakan lebih banyak lapangan kerja, kita dapat memerangi pengangguran secara signifikan,” jelasnya.
Suherman juga memaparkan strategi pembangunan perkebunan ke depan, dengan fokus utama pada optimalisasi pemanfaatan lahan dan penerapan praktik pertanian yang baik (Good Agricultural Practices).
Ia menyebutkan bahwa produktivitas sektor perkebunan di Kabupaten Sanggau masih berada di bawah rata-rata nasional, sehingga pelatihan ini merupakan langkah awal untuk mempersiapkan para pekebun dalam menghadapi sertifikasi ISPO.
“Kami ingin memastikan bahwa produk perkebunan dari Sanggau dapat diterima di pasar global, dan ini membutuhkan pemenuhan standar yang ketat,” tambahnya.
Lebih jauh, Pj Bupati Sanggau menekankan pentingnya memiliki data yang akurat tentang sektor perkebunan. Ia menyebutkan bahwa hingga saat ini masih banyak data yang belum valid, yang menjadi kendala utama dalam perencanaan.
“Kami akan melakukan pendataan secara masif untuk membangun database perkebunan Sanggau, baik secara manual maupun digital, sehingga dapat memperkuat perencanaan dan penetapan kebijakan yang lebih efektif,” ujarnya.
Ia juga menyoroti perlunya peremajaan tanaman kelapa sawit yang sudah tidak produktif. Saat ini, terdapat 37.365 hektare tanaman kelapa sawit tua yang perlu diperbaharui. Pemkab Sanggau telah mengalokasikan 3.000 hektare untuk program Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat (PSR) pada tahun 2024.
Dengan berbagai langkah strategis yang diambil, Pj Bupati Sanggau optimistis bahwa sektor perkebunan di Kabupaten Sanggau dapat berkembang secara berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa melalui pelatihan ini dan dengan dukungan semua pihak, sektor perkebunan akan semakin berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah,” tutupnya.
Penulis: Izar
Editor: E.A.Lusy