Inflasi di Kota Malang Masih Terkendali

:


Oleh MC KOTA MALANG, Rabu, 2 Oktober 2024 | 13:39 WIB - Redaktur: Juli - 81


Kota Malang, InfoPublik - Dalam perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) September 2024, Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,14 persen.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama deflasi ini dengan andil sebesar 0,18 persen.

Rilis resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mengungkapkan bahwa penurunan harga bahan pangan, terutama cabai rawit dan beras, memengaruhi laju inflasi signifikan.

Penjabat Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan menyatakan bahwa meskipun terjadi deflasi, inflasi di Kota Malang masih terkendali dengan angka month-to-month (m-t-m) sebesar 1,67 persen.

Iwan berharap Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dapat mempertahankan kondisi ini hingga akhir 2024. "Laju inflasi masih dalam batas wajar dan kita akan terus berupaya menjaga stabilitas ini," tambahnya.

Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin menjelaskan bahwa beberapa faktor yang memengaruhi deflasi pada bulan September adalah panen raya komoditas pangan. "Cabai rawit, yang sebelumnya menjadi penyumbang inflasi, mengalami penurunan harga karena musim panen. Hal serupa juga terjadi pada beras," jelas Umar.

Namun, Umar juga mencatat bahwa stok bawang merah mulai berkurang setelah panen raya berakhir, yang bisa mempengaruhi harga di pasaran.

Salah satu faktor lain yang memengaruhi inflasi September adalah penyesuaian harga BBM nonsubsidi oleh PT Pertamina, yang sebelumnya mengalami dua kali kenaikan. Perubahan ini dapat berdampak pada biaya distribusi dan harga barang lainnya di pasar.

BPS juga melaporkan tentang perkembangan pariwisata. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Kota Malang pada bulan Agustus 2024 mencapai 63,35 persen, mengalami penurunan 2,95 poin dibanding bulan Juli. Sementara itu, TPK hotel nonbintang berada di angka 28,09 persen, turun 0,41 poin.

Menanggapi hasil ini, Pj. Wali Kota Malang menganggap angka tersebut cukup baik, meskipun perlu perhatian pada peningkatan sarana dan prasarana untuk meningkatkan masa tinggal wisatawan dan pendapatan asli daerah.