- Oleh MC KAB DEMAK
- Jumat, 1 November 2024 | 15:35 WIB
: Warga secara mandiri berinisiatif mengembangkan usaha ternak kambing yang ramah lingkungan. Lewat Istana Farm, kini sudah ada delapan kandang kayu permanen yang berisi kambing aneka jenis 10 -15 ekor.
Oleh MC KAB DEMAK, Kamis, 22 Agustus 2024 | 19:25 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 224
Demak, InfoPublik – Desa Mutih Kulon di Kecamatan Wedung kini selangkah lebih maju dalam pemberdayaan ekonomi warga. Warga secara mandiri berinisiatif mengembangkan usaha ternak kambing yang ramah lingkungan. Lewat Istana Farm, kini sudah ada delapan kandang kayu permanen yang berisi kambing aneka jenis 10 -15 ekor.
Ide ini digagas salah satu perantau asal Desa Mutih Kulon H. Ali Fathoni dan kakaknya Ahmad Razik. Ia melihat potensi Desa Mutih Kulon yang cukup bagus untuk pengembangan usaha ternak kambing. Selain banyak hijauan sebagai pakan ternak, juga ada lahan milik desa yang belum terpakai. Keduanya pun menjalin kesepakatan dengan pihak desa yang diwakili Kepala Desa Tahsilul Ma’al.
“Nah akhirnya tercapai kesepakatan, lalu adik mulai membuat satu kandang. Selanjutnya pihak desa juga membuat satu kandang, selanjutnya ada yang gabung lagi sekarang ada delapan kandang,“ kata Razik, Rabu (21/8/2024).
Modal yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha ternak kambing ini satu unit kandang beserta isinya sekitar Rp40 juta rupiah dengan rincian, biaya pembuatan kandang sekitar Rp20 dengan bahan kayu dan tiang penyangga dari beton atau cor. Tiap kandang diisi sekitar 10 ekor kambing di mana per ekornya sekitar Rp2 jutaan.
Terkait hasil atau keuntungan menurut Razik memang belum dirasakan karena usaha ini belum ada satu tahun. Namun dari perkembangan di beberapa kandang sudah ada kambing yang melahirkan. Sehingga meskipun terlihat nyata namun ia optimis jika usaha ini tetap ada hasil atau menguntungkan.
“Ini kita usaha sistem kemitraan para penjaga atau perawat kandang ini tidak dibayar harian atau bulanan. Namun sistemnya adalah bagi hasil, jika kambing yang dipelihara beranak 10 misalnya maka yang lima bagian pemilik kambing dan yang lima bagian perawat atau penjaga,“ jelas Razik. Pemelihara kambing umumnya adalah warga yang kehilangan pekerjaan atau tidak mempunyai pekerjaan pokok.
Agus warga Mutih Kulon perawat kambing di Istana Farm mengatakan, ia dulu bekerja di Jakarta, namun usai Covid 19 memilih balik kampung. Di kampung ia kerja serabutan seadanya untuk menyambung hidup. Ketika Istana Farm berdiri ia kemudian direkrut menjadi salah satu penjaga kandang.
“Ya optimis saja meski hasil belum kelihatan namun saya mantap usaha ini ke depan hasilnya bagus. Ini ada salah satu kambing yang saya pelihara beranak mudah-mudahan semua beranak jadi hasilnya banyak. Kasih makannya dua kali pagi sama sore, rumputnya ambil di area persawahan ini cukup banyak,” tambah Agus.
Terkait usaha warganya yang membuka ternak kambing “Istana Farm”, Kepala Desa Mutih Kulon Tahsilul Ma’al mengatakan, usaha tersebut merupakan usaha warga yang didukung sepenuhnya oleh Pemdesa Mutih Kulon. Dari anggaran dana desa khususnya ketahanan pangan dikeluarkan anggaran untuk membuat satu unit kandang beserta isinya. Ini ditujukan sebagai stimulan agar usaha ini terus berkembang.
“Kita berharap setelah usaha ini berkembang ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Demak untuk mensupport kegiatan warga desa kami. Misalnya sarana prasarana untuk lingkungan kandang agar tambah bagus. Selain itu mereka juga butuh peralatan pendukung seperti alat transportasi untuk pengangkutan pakan setidaknya ada sepeda motor roda tiga,“ harap Ma’al.
Ditambahkan Ma’al, usaha peternakan kambing ini sudah ditinjau oleh Bupati Demak Hj. Eistianah. Katanya, respons bupati sangat positif atas usaha yang dikembangkan warga. Pemerintah Desa Mutih Kulon pun terus bersinergi dengan warga agar usaha ini berkembang lebih maju. (Komf/nin/ist)