- Oleh Wahyu Sudoyo
- Senin, 18 November 2024 | 22:52 WIB
: Para mahasiswa peserta KKN PSDKU dari Universitas Brawijaya Kediri di Desa Jagul, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. (Foto: Istimewa)
Oleh MC PROV GORONTALO, Senin, 29 Juli 2024 | 09:37 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 289
Kediri, InfoPublik – Mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) program studi di luar kampus utama (PSDKU) Universitas Brawijaya Kediri berkontribusi membangun kembali agrowisata Desa Jagul, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.
Para mahasiswa ini adalah kelompok E21 yang terdiri dari 16 mahasiswa dan dosen pembimbing lapangan, Hanum Muarifah. Mereka berkolaborasi dengan pemerintah desa dan masyarakat demi membangun kembali agrowisata Sirahnggolo yang pernah tenar. Agrowisata ini berada di Sumber Sirahnggolo.
"KKN adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan mengimplementasikan ilmu yang sudah didapatkan di kampus ke masyarakat," kata Enggara Gallant Anoraga selaku koordinator desa KKN Universitas Brawijata Desa Jagul, dalam siaran persnya, Minggu (28/7/2024).
Enggara berharap KKN ini dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat desa, mampu mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) desa.
Desa Jagul terletak di bagian paling barat Kecamatan Ngancar. Desa ini berada di dataran tinggi dengan ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Luas dari wilayahnya 566 hektar (5,66 km persegi), yang terdiri dari 40 persen pemukiman dan 60 persen lahan yang digunakan untuk pertanian dengan didominasi oleh tanaman jagung, tebu, sayur-sayuran, padi, dan sebagainya.
Sumber Sirahnggolo adalah tempat wisata yang memiliki mata air jernih, tidak pernah mengering dan melimpah. Vegetasi di sekitar sumber Sirahnggolo pun terjaga dengan baik.
Enggara menjelaskan wisata sumber Sirahnggolo juga memiliki cerita menarik di balik penamaannya. Dikisahkan, ada salah satu tokoh yang menjadi cikal bakal yang membuka area hutan menjadi daerah pemukiman yang bernama Mbah Nggolo.
Mbah Nggolo merupakan pawang gajah milik kerajaan Kediri, pada suatu hari Mbah Nggolo ditemukan tidak bernyawa di tempat yang sekarang menjadi sumber Sirahnggolo dan yang tersisa hanya kepalanya (sirah).
“Arti dari nama Sumber Sirahnggolo sendiri adalah pusat mata air, Sirah yang diambil dari bahasa Jawa memiliki arti kepala, sedangkan Nggolo merupakan nama dari salah satu tokoh yang ditemukan tidak bernyawa di tempat tersebut,” ujar Enggara.
Sumber Sirahnggolo sekarang tidak hanya dijadikan sumber mata air untuk masyarakat Jagul, juga menjadi tempat wisata warga desa dan sekitarnya. Tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh warga Desa Jagul dan sekitarnya, namun karena adanya pandemi Covid-19 wisata Sumber Sirahnggolo menjadi sepi dan lambat laun terbengkalai.
“Pada tahun ini wisata Sumber Sirahnggolo direncanakan untuk direvitalisasi dengan memperbaiki beberapa fasilitas yang rusak, menambah fasilitas untuk tempat wisata, dan membersihkan area tempat wisata Sirahnggolo,” tutur Enggara.
Kelompok E21 KKN PSDKU Universitas Brawijaya Kediri berkontribusi ikut membantu masyarakat Desa Jagul dalam membersihkan area tempat wisata Sirahnggolo dan bertujuan menjadikan tempat ini kembali menjadi ikon wisata yang ekonomis dan strategis untuk masyarakat, baik untuk wisata, hiburan, ataupun sebagai salah satu sumber pembelajaran (eduwisata). (mcgorontaloprov/rls)