- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Rabu, 24 Juli 2024 | 16:40 WIB
: Ketua DWP Blora Ratnasari (tengah) mengenakan busana kebaya bersama sejumlah pengurus
Oleh MC KAB BLORA, Selasa, 23 Juli 2024 | 16:02 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 154
Blora, InfoPublik - Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Blora Ratnasari Irawadi mengatakan berkebaya indentik dengan keluwesan, cantik dan bersahaja. Ia berharap dengan berkebaya sekaligus ikut melestarikan warisan budaya nusantara.
Hal itu disampaikan Ratnasari Irawadi dalam rapat kerja DWP Kabupaten Blora dirangkaikan dengan memeringati Hari Kebaya Nasional ke-1, 2024 bertempat di pendopo rumah dinas Bupati Blora, Senin (22/7/2024).
“Dengan tema tampil cantik dan anggun dengan berkebaya sebagai warisan budaya nusantara, Semoga dengan berkebaya kita dapat menerima warisan budaya nusantara untuk dilestarikan,” kata Ketua DWP Blora Ratnasari.
Gerakan mengenakan kebaya katanya, menindahklanjuti imbauan dari pemerintah pusat. Yakni dalam rangka hari kebaya nasional ke-1, 2024 diimbau semua orgnisasi wanita ataupun instansi perangkat daerah ikut memakai kebaya.
Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional yang diiperingati setiap 24 Juli, sehingga para perempuan Indonesia dan generasi penerus bangsa diharapkan dapat terus bersinergi dalam melestarikan kebaya sebagai salah satu budaya bangsa dengan menetapkan kebaya sebagai salah satu busana nasional.
Dengan berkebaya menurut Ratnasari, perempuan tidak saja mengartikulasikan dirinya melalui pakaian, tetapi juga memiliki pemahaman yang luas, mulai dari identitas sampai perwujudan kecintaan terhadap bangsa.
Pada masa lalu, kebaya menjadi pakaian yang dikenakan para perempuan pejuang Indonesia selama masa pra dan pascakemerdekaan. Perempuan berkebaya terlihat di berbagai potret sejarah, yang memperjuangkan kemajuan perempuan di berbagai sektor kehidupan bernegara.
Pada masa kini, kebaya masih eksis digunakan dalam berbagai momen penting, seperti upacara adat, kegiatan nasional, momen kelulusan, dan pernikahan.
Dari sisi ekonomi, kebaya juga menjadi sumber pendapatan yang menopang hidup para perempuan perajin. Kebaya tidak hanya menjadi jalan bagi para perempuan untuk bisa berdaya secara ekonomi untuk keluarga, tetapi juga turut menggerakkan roda perekonomian bangsa.
Dalam acara itu juga digelar praktik belajar makeup bersama team makeover dari Semarang. (MC Kab. Blora/Vinna-Guh).