- Oleh MC KAB SIAK
- Selasa, 5 November 2024 | 12:20 WIB
: DEMA Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh menggelar kegiatan Seminar Manajemen Keorganisasian dan Kepemimpinan, Sabtu (9/3/2024). Foto: Mc Aceh
Oleh MC PROV ACEH, Sabtu, 9 Maret 2024 | 18:12 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 254
Banda Aceh, InfoPublik – Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus direspons oleh mahasiswa dengan semangat dan kemauan untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Sehingga, tidak tertinggal atau tergilas zaman.
Pesan itu disampaikan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Syarifuddin, MAg PhD, pada seminar Manajemen Keorganisasian dan Kepemimpinan yang digelar Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Sabtu (9/3/2024).
Adapun tema yang diusung adalah membangun jiwa keorganisasian dan kepemimpinan yang adaptif di era 5.0. Terkait hal ini, Syarifuddin memberikan analogi yang menggugah dalam sambutannya.
Dia mengingatkan pentingnya terus belajar dan mengembangkan diri dengan metafora tidak menjadi "mobil rongsokan" dalam era ilmu pengetahuan yang terus berkembang.
"Jangan mau jadi mobil rongsokan. Aliran ilmu terus mengalir, dan kemajuan pengetahuan terus berlangsung. Lalu, jika kita tidak memiliki keinginan untuk terus menimba sejumput ilmu, bukankah kita hanya akan menjadi manusia rongsokan yang ketinggalan zaman?" tukasnya.
Di hadapan 80 peserta, Syarifuddin juga mendorong para mahasiswa agar terus memiliki semangat untuk berjuang, membangun pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Saifullah Idris, MAg dalam sambutannya turut menyoroti pentingnya berorganisasi di kalangan mahasiswa sebagai bekal pengalaman dan juga menumbuhkan relasi yang berguna ketika meninggalkan dunia kampus.
Sementara itu, salah seorang narasumber seminar, Dr Silahuddin, MAg dalam pemaparan materinya tentang kepemimpinan mahasiswa yang adaptif di era 5.0 mengatakan, pemimpin tidak lahir karena ijazah tapi oleh kerja keras dan kepedulian yang terus diasah.
"Tugas pemimpin adalah menyiapkan pemimpin berikutnya, dan setiap pemimpin ada masanya dan setiap masa ada pemimpinnya," ungkap pria yang juga Ketua Program Doktor PAI UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Silahuddin juga mengingatkan lima karakteristik pemimpin yang harus dimiliki, di antaranya memiliki tanggung jawab dan keseimbangan, model peranan yang positif, mempunyai keterampilan komunikasi dan ide yang baik, memiliki pengaruh positif, dan memiliki kemampuan untuk meyakinkan orang lain/jujur.
Sementara itu, Ketua DEMA Fakultas Adab dan Humaniora, Ikram Maulana, mengharapkan seminar ini dapat memperkuat keorganisasian dan kepemimpinan di kalangan mahasiswa, khususnya di lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi pendorong bagi mahasiswa untuk terus mengasah kemampuan dan menyiapkan diri menjadi pemimpin di masa depan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kaya akan pengalaman dan keterampilan organisasi. (Mc/02)