- Oleh Wahyu Sudoyo
- Senin, 18 November 2024 | 15:55 WIB
: Bupati Semarang H Ngesti Nugraha memberikan pendidikan politik kepada para siswa SMA/SMK dan santri pondok pesantren yang menjadi pemilih pemula pada Pemilu 2024 mendatang.(Foto : Junaedi)
Oleh MC KAB SEMARANG, Rabu, 7 Februari 2024 | 16:58 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 115
Ungaran, InfoPublik - Bupati Semarang H Ngesti Nugraha mengajak, para pelajar menggunakan hati nuraninya ketika pertama kali menggunakan hak suaranya.
Dengan menggunakan hati nurani, maka para pelajar yang menggunakan hak pilihnya dapat melihat peserta konstestasi politik dengan semakin jernih. Sehingga, dapat membedakan beragam informasi politik yang benar maupun salah dalam setiap kanal komunikasi, termasuk ruang digital.
“Kalian harus santun saat berpolitik. Meski berbeda pandangan dan pilihan tapi tetap harus rukun. Jangan percaya hoaks di media sosial apalagi mengunggah fitnah,” kata Ngesti Nugraha pada acara sosialisasi pendidikan politik bagi pemilih pemula di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jatten) pada Rabu (7/2/2024)
Sementara itu, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi Anak Kementerian PPPA Endah Sri Rejeki menyebutkan, pendidikan politik bagi pemilih pemula untuk memberikan pemahaman yang benar tentang kegiatan politik. Selain itu juga untuk menumbuhkan kesadaran mereka tentang peran penting dalam dunia politik. Menurutnya, selama ini ada banyak kasus eksploitasi anak yang menyebabkan mereka berpikir negatif tentang politik. Hal itu bisa menumbuhkan sikap apatis berpolitik.
“Padahal setelah berumur 17 tahun mereka boleh boleh memilih Presiden, Wakil Presiden dan anggota legislatif,” ungkapnya.
Secara mendalam menurut Peneliti Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Heroik Mutaqin Pratama mengatakan, Generasi muda yang menjadi pemilih pemula saat Pemilu 2024 mendatang dianggap memiliki integritas tinggi. Mereka memiliki ciri khas cerdas dan bersikap kritis dalam menentukan pilihan.
“Para pemilih pemula memiliki akses informasi yang luas termasuk dari media sosial. Sekaligus memiliki komitmen tinggi terhadap pelaksanaan demokrasi sehingga tidak mudah diintimidasi,” kata Heroik.
Heroik menyebut jumlah pemilih pemula pada Pemilu 2024 cukup signifikan. Terdapat 20 juta pemilih pemula dari total 204.807.222 pemilih tetap. Sedangkan pemilih berusia 17-30 tahun tercatat sebanyak 31,28 persen dari total pemilih tetap. Dia mengajak para pemilih pemula untuk menggunakan hak pilihnya dengan penuh suka cita. Sebab jumlahnya sangat signifikan menentukan hasil pemilu.
“Memahami tata cara pencoblosan surat suara agar dianggap sah. Sebab pada pemilu sebelumnya ada sekitar 15 persen surat suara dinyatakan tidak sah,” pungkas Heroik. (*/junaedi)