Madang Gedhen Nasi Tiwul 2.151 Tampah, Ponpes Tremas Pacitan Pecahkan Rekor Muri

: Representatif MURI Sri Widayati menganugerahkan rekor atas penyelenggara sajian nasi tiwul terbanyak, yakni 2.151 tampah kepada Pengasuh Pondok Pesantren Tremas, Rabu (27/12/2023).


Oleh MC KAB PACITAN, Kamis, 28 Desember 2023 | 17:38 WIB - Redaktur: Kusnadi - 246


Pacitan, InfoPublik - Tremas Pacitan, Jawa Timur, dinobatkan oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai pemegang rekor dunia pemrakarsa dan penyelenggara sajian nasi tiwul terbanyak, yakni 2.151 tampah. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya piagam penghargaan Muri nomor 1485/R.Muri/XII/2023 yang diserahkan kepada PIP Tremas Pacitan pada Rabu (27/12/2023) petang.

Tak sekedar mengenalkan kuliner khas lokal agar eksis di masyarakat luas, gelaran "Madang Gedhen" menunjukkan budaya santri yang erat dengan rasa kekeluargaan.

Rekor Muri itu diraih berkat penyelenggaraan acara bertajuk "Madang Gedhen". Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan 2 abad berdirinya PIP Tremas Pacitan.

"Semula panitia menginformasikan akan menyediakan nasi tiwul sebanyak 2 ribu porsi. Namun, setelah kami lakukan penghitungan ternyata tidak hanya 2 ribu saja, tapi ada 2.151 tampah nasi tiwul," kata Representatif MURI Sri Widayati, Rabu (27/12/2023).

Usai kuliner khas Jawa Timuran itu disiapkan, panitia mulai membagikannya kepada santri, wali santri, para tamu undangan, alumni, hingga masyarakat umum. Pembagian nasi tiwul dilakukan secara gratis dan satu porsi dapat di nikmati 5 sampai 6 orang.

Di sisi lain, acara makan besar tersebut disambut antusias oleh puluhan ribu pengunjung. Hal ini terlihat dari padatnya pengunjung yang hadir, mulai dari panggung utama hingga berjarak sekitar dua kilometer.

Mereka mengaku senang dapat hadir di acara tersebut. Hal ini juga dirasakan oleh wali santri, yang dapat sekaligus menjenguk putra-putrinya yang tengah memondok.

 "Alhamdulillah senang, sekalian menjenguk anak. Tiwulnya juga enak, apalagi dengan cara (kembulan) seperti ini," imbuh wali santri asal Pekalongan, Sukardi, yang tengah makan berlima bareng keluarga.

Menurut Sukardi, acaranya menarik karena menjadi salah satu cara mengenalkan kuliner khas lokal agar eksis di masyarakat luas. Di samping untuk menunjukkan budaya santri yang erat dengan rasa kekeluargaan.

"Semoga ke depan, Pondok Tremas Pacitan bisa semakin sukses mengajarkan nilai-nilai keislaman kepada masyarakat luas melalui santri-santrinya," pintanya menambahkan.

Seperti diketahui, nasi tiwul merupakan salah satu pesona kuliner pesisir selatan, terbuat dari singkong yang dikeringkan dan ditumbuk halus. Nasi ini memiliki cita rasa yang gurih dan mengenyangkan.

Dalam acara ini, olahan pengganti nasi itu disajikan dalam tampah dengan lauk pauk yang cukup lengkap. Mulai dari oseng tempe, tahu, sayur, hingga ikan goreng.

Genap tujuh hari sejak pembukaan peringatan 2 Abad, Pondok Tremas juga menggelar Pembacaan Sholawat Badar, Haul Akbar, sekaligus Launching dan Pembacaan Kitab Miftahul Mannan fii Thariqah wal Haqiqah.

Mengacu jadwal, pada Kamis (28/12/2023) hari ini, akan ada pertemuan wali santri, silaturahmi Kabaharkam, serta Malam Puncak Peringatan 2 Abad dan Attarmasie Award. (Pemkabpacitan)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wandi
  • Sabtu, 27 April 2024 | 17:33 WIB
KONI Pusat Apresiasi Pemecahan Rekor Dunia Futsal 60 Jam FSIF
  • Oleh MC KOTA PADANG
  • Minggu, 24 Maret 2024 | 15:13 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno Sebut Sumbar Punya Magnet Kuliner Terbaik
  • Oleh MC KOTA PADANG
  • Sabtu, 23 Maret 2024 | 14:54 WIB
Beli Rendang Tak Harus ke Padang, Kini Bisa Lewat e-Commerce
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Kamis, 7 Maret 2024 | 09:24 WIB
Hong Tele, Sajian Unik dari Desa Petahunan Lumajang yang Memikat Lidah