- Oleh Untung Sutomo
- Kamis, 31 Oktober 2024 | 19:31 WIB
: Chef dari Prancis sedang berdiskusi dengan murid vokasi (Foto: Dok Kemendikbudristek)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Selasa, 8 Oktober 2024 | 22:26 WIB - Redaktur: Untung S - 275
Depok, InfoPublik - Prancis, sebagai negara prioritas dalam kerja sama pendidikan vokasi di Indonesia, terus berbagi praktik terbaik di bidang vokasi, termasuk kuliner. Program Training of Trainers (ToT) itu merupakan salah satu bagian dari Pekan Gastronomi Prancis.
Pernyataan itu disampaikan oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone, dalam program ToT on French Cooking for Vocational Culinary Teaching, yang diadakan pada Selasa (8/10/2024).
“Program ToT tidak hanya mempromosikan gastronomi Prancis, tetapi juga meningkatkan kualitas pengajar vokasi di Indonesia, yang nantinya akan mendapatkan sertifikat untuk legalisasi pelatihan,” jelas Fabien.
Fabien juga menambahkan bahwa kolaborasi ini akan menciptakan solusi win-win bagi kedua negara. Kerja sama yang erat diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pengajar vokasi yang akan melaksanakan pelatihan selama tujuh minggu ke depan.
Dalam pelatihan ini, para peserta akan mempelajari teknik dan tradisi masakan Prancis di bawah bimbingan langsung chef-chef profesional dari Institut Disciples Escoffier, antara lain Antoine Audran (Master Culinary Chef), Didier Basse (Master Culinary Chef), Budiawarman Janaka (Asst. Culinary Chef), Gerald A. Maridet (Master Pastry Chef), dan Camelia Dewitri (Asst. Pastry Logistic).
Kepala Institut Disciples Escoffier, Robert Fontana, menjelaskan bahwa program ToT ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan industri. Banyak industri kuliner di Indonesia yang memerlukan tenaga kerja kompeten yang menguasai masakan Prancis. Oleh karena itu, para pengajar perlu memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar industri agar dapat mentransfer pengetahuan kepada siswa.
“Saya mendorong para peserta untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Kalian adalah agen baru dalam mendorong pendidikan kuliner sejalan dengan perkembangan industri,” pesan Robert.
Program pelatihan untuk pengajar vokasi ini adalah bagian dari kerja sama yang telah terjalin lama antara Indonesia dan Prancis, tidak hanya di bidang kuliner tetapi juga di bidang vokasi lainnya.
“Dari perspektif kerja sama, pelatihan ini adalah hasil dari inisiasi kerja sama Indonesia dan Prancis. Setelah melalui berbagai diskusi panjang, saya bersyukur pelatihan ini terwujud. Semoga banyak pendidik vokasi yang terpengaruh oleh pelatihan ini,” tutup Saryadi.