- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Kamis, 31 Oktober 2024 | 18:15 WIB
:
Oleh MC PROV GORONTALO, Selasa, 17 Oktober 2023 | 04:53 WIB - Redaktur: Kusnadi - 101
Kota Gorontalo, InfoPublik – Kepala Balai Pelestraian Kebudayaan (BPK) wilayah XVII Sri Sugiharta mengatakan Workshop Pengenalan Kota Tua Gorontalo merupakan upaya penting dalam membangkitkan kesadaran sejarah masyarakat Gorontalo.
Workshop ini dilaksanakan Perkumpulan BIOTA bersama BPK XVII, yang menjadi bagian dari program fasilitas pemajuan kebudayaan dan dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu (14-15/10/2023).
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menjelaskan bagaimana kedudukan kota tua Gorontalo yang menyimpan banyak nilai sejarah, kebudayaan, yang harus tetap dirawat ingatannya di tengah masyarakat yang dinamis dan plural.
Kegiatan yang disertai kunjungan lapangan ke kawasan kota tua ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi mengenai keberadaan Kota Tua Gorontalo yang meliputi sejarahnya, status, kondisi, ancaman dan potensi wisata yang dapat dikembangkan.
“Kita tahu bahwa Kota Gorontalo memiliki banyak peninggalan bersejarah seperti bangunan kolonial dan lain-lain. Dalam konteks ini, workshop pengenalan kota tua Gorontalo ini memiliki makna penting dan strategis karena dengan kegiatan ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk membangkitkan kesadaran sejarah masyarakat Gorontalo,” kata Sri Sugiharta, Senin (16/10/2023).
Ia juga mengapresiasi pelibatan mahasiswa sebagai peserta, agar generasi muda tidak melupakan sejarah dan warisan budaya yang ada di kota Gorontalo ini.
“Kami berharap kegiatan yang dananya difasilitasi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah XVII ini, dapat meningkatkan rasa kepemilikan terhadap sejarah dan budaya Kota Gorontalo sehingga ke depan dapat bersama-sama ikut melestarikan peninggalan sejarah yang ada,” ujarnya.
Workshop pengenalan kota tua Gorontalo ini diikuti 70 orang mahasiswa dari dua program studi di dua universitas, yaitu program studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo dan program studi Perencanaan Wilayah Universitas Bina Nusantara (UNBITA).
Para peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen ini pada hari pertama di mendapat pembekalan materi dari Johanes Erick Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Gorontalo, Suleman Bouti pengajar di Fakultas sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo yang juga pengelola Wikipedia berbahasa Gorontalo, Mukmin Badu Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Gorontalo, serta pegiat dan penulis budaya Rosyid Azhar.
Kota Gorontalo memiliki kawasan kota tua yang berdiri sejak era Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), berlanjut ke Pemerintahan Hindia Belanda (PHB), Kemerdekaan Indonesia yang berlanjut hingga kini.
Artefak peninggalan terpusat di Kecamatan Hulonthalangi, Kota Timur dan Kota Selatan.
Tinggalan budaya ini berupa bangunan, struktur, dan kawasan yang relatif mengelompok pada satu kawasan.
Bangunan tua ini masih banyak yang dimanfaatkan sebagai rumah tinggal, kantor, toko, rumah kopi, warung makan, dan rumah dinas, namun ada juga yang tidak terurus. (mcgorontaloprov)