:
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Senin, 19 Desember 2022 | 14:18 WIB - Redaktur: Juli - 119
Surabaya, InfoPublik - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur terus menyosialisasikan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting hingga 2024. Salah satunya melalui pagelaran seni budaya wayang kulit dengan lakon "Tumurune Wahyu Katentreman" oleh Ki Warseno Slenk.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati, Senin (19/12/2022) menyampaikan, pagelaran wayang kulit sebagai media sosialisasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting ini terakhir dilaksanakan di halaman kantor perwakilan BKKBN Jawa Timur pada Sabtu (17/12/2022) lalu.
Kegiatan ini, kata Erna, sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan KIE Kreatif Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting bersama Mitra Kerja melalui Media Tradisional Seni Budaya.
Hal tersebut diharapkan dapat menyasar masyarakat di kalangan menengah dan bawah sekalipun untuk mendapatkan informasi terkait dengan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting.
"Melalui pagelaran wayang kulit sebagai budaya lokal yang masih banyak digemari masyarakat dengan Dalang Ki Warseno Slenk diharapkan mampu menjadi media sosialisasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting kepada masyarakat," kata Erna.
Erna berharap dengan lakon "Tumurune Wahyu Katentreman" tersebut membawa keberhasilan dari segala upaya percepatan penurunan angka stunting di Tahun 2024 menjadi 14 persen akan dapat tercapai.
"Mohon dukungan semua pihak untuk melaksanakan program percepatan penurunan stunting di Jawa Timur guna mempersiapkan generasi muda yang berkualitas, sehat dan cerdas pada masa yang akan datang,”’ tuturnya.
Mewakili Gubernur Jawa Timur, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Erwin Astha Triyono mengatakan, Data BPS Jawa Timur, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur pada 2022 mencapai 72,75. Ada tiga poin penting dalam pembangunan IPM, yaitu pendidikan, kesehatan, dan Angka Harapan Hidup.
"Dari aspek kesehatan, Nasional dan Jawa Timur ada PR yaitu stunting, karena kalau kita tidak bisa menyelesaikan stunting maka negara ini tidak bisa membuat individu yang punya daya saing dan punya keunggulan " jelas Erwin.
Lanjutnya, dengan demikian, mau tidak mau hari ini, sambung harus mulai diperbaiki kualitas masyarakat dengan ilmu pengetahuan. Sebab pada prinsipnya stunting itu bisa dicegah. Kalaupun sampai terjadi biasanya ada kesalahan dalam pola asuh.
"Ada dua intervensi yang kita usulkan yaitu intervensi spesifik dan sensitif. Kami titip ke dalam Program Pemerintah tentang intervensi ini," ungkapnya.
Dikatakannya, bagi anak remaja putri atau ibu hamil jangan sampai terkena anemia atau kurang darah dan bagi ibu hamil didorong untuk mendapatkan akses kesehatan untuk periksa kesehatan dan bagi orang tua yang punya balita didorong untuk aktif ke posyandu dan bagi kedua orang tua baik bapak dan ibu harus mendapatkan informasi kesehatan yang sama.
"Pemerintah baik Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota sudah ada anggaran dan mendorong program stunting bisa tercapai. Jadi diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas yang sudah disediakan," tuturnya.
Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur, Kusnadi menjelaskan bahwa yang dilakukan teman-teman BKKBN untuk mengumpulkan ibu-ibu dan bapak-bapak tidaklah mudah. Sarana atau alat untuk bisa berkomunikasi dengan masyarakat melalui media-media budaya tradisional.
"Hari ini, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur menunjukkan kepada kita budaya tradisional yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Melalui pagelaran wayang kulit dinilai efektif untuk mengumpulkan masyarakat. Wayang adalah tontonan yang sarat akan pesan yang disampaikan," kata Kusnadi.
Ia pun berharap dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh Dalang Warseno Slenk, masyarakat bisa mendapatkan informasi terkait program pemerintah yaitu percepatan penurunan angka stunting di Indonesia khususnya di Jawa Timur agar masyarakat Indonesia menjadi individu yang berkualitas dan memiliki daya saing pada masa depan. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-sti)