STOP Stunting Sejak Dini Dengan Makanan Bergizi

:


Oleh MC KAB LIMA PULUH KOTA, Rabu, 20 November 2019 | 06:30 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 456


Lima Puluh Kota, infoPublik  - Dinas Komunikasi dan informatika Provinsi Sumatra Barat mengadakan diseminasi informasi dengan tema menuju Sumatra Barat Zero Stunting yang bekerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Lima Puluh Kota di Aula Dinas Kesehatan, Senin, (19/11/2019).

Peserta dalam acara ini adalah organisasi kewanitaan, Walinagari, da Kelompok Informasi Masyatakat dengan narasumber acara ini ada 4 orang, Flora Prima Synthia, S.E, M.Si, M.Sc dari Bapelitbang Lima Puluh Kota, Dr. Yenni Irmandiari dari Dinas Kesehatan Lima Puluh Kota, Drs, M. Natsir Dt. Sampono Batuah dari LKAM Sumbar, dan Oni Fajar Syahdi, M.Si dari Diskominfo Provinsi Sumatra Barat.

Flora menyampaikan bahwa stop stunting itu penting. Stunting ini perlu disadari oleh masyarakat. Kebutuhan gizi seimbang menjadi hal yang penting untuk membangun generasi yang cerdas, tinggi, dan berprestasti. Sayangnya, hal ini masih belum sepenuhnya menjadi perhatian utama. Faktanya, masih banyak balita yang belum terbebas dari masalah gizi kronis.

"Tugas pemerintah daerah dalam menangani masalah stunting ini adalah analisis situasi, membuat rencana kegiatan, rembuk stunting, melakukan penyusunan peraturan bupati tentang penyaluran dana desa, pembinaan kader pembangunan manusia, mengukuran dan publikasi data stunting, penyusunan rencana aksi, dan review stunting. Hal ini akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah sebagai upaya percepatan pencegahan stunting.", jelas Flora.

Kemudian Dr. Yenni menambahkan Kekurangan gizi ini bisa menjadikan pertumbuhan anak baik fisik maupun otak, mengalami kependekan. Yang patut kita waspadai adalah, angka anak-anak yang tergolong dalam kriteria stunting di Indonesia terbilang tinggi.

"Bahaya dari stunting ini dapat berupa kerusakan sel otak, kemampuan kognitif terbatas yang dapat menyebabkan kesulitan belajar bahkan menurunkan sistem imunitas anak. Selain itu stunting juva menyebabkan pencernaan anak terganggu, sehingga anak-anak stunting di masa hidupnya memiliki resiko obesitas, hipertensi, dan diabetes.", jelas Dr. Yenni.

Dalam mencegah stunting ini sangat diperlukan kesadaran dari orang tua dengan memakan makanan bergizi sejak hamil, memenuhi gizi anak sejak bayi bahkan sampai saat remaja, kemudian yang tidak dapat diabaikan juga adalah konsumsi air bersih.

Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas SDM Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak yang mengalami stunting, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya seperti bertubuh pendek atau kerdil saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.