Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

:


Oleh MC KOTA SOLOK, Jumat, 26 April 2019 | 04:45 WIB - Redaktur: Tobari - 428


Solok, InfoPublik – Dinas Kesehatan Kota Solok mengadakan sosialisasi dan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan Kanker Payudara, di Solok, Rabu (24/4/2019),dalam rangka menyambut peringatan Hari Kartini.

Kegiatan yang berlangsung di aula Dinas Kesehatan tersebut dihadiri oleh sekitar 150 orang peserta, yang terdiri dari tokoh masyarakat perempuan di Kelurahan, Bundo Kanduang, TP-PKK Kota Solok, Dharma Wanita, GOW, Bhayangkari dan Persit Kartika Chandra Kirana.

Sedangkan Panitia dari Dinas Kesehatan Kota Solok adalah Kabid P2 dan Kesmas dr. Peppy Ledy Soffiany dan Kasi P2 Ns. Silvia Yuniwarti beserta Staf.

Dalam sambutannya, Kabid P2 Kesmas dr. Pepy Ledy Soffiany menjabarkan pentingnya deteksi kanker leher rahim dan payudara se-dini mungkin.

Deteksi dini kanker dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kanker, deteksi ini dapat mengurangi jumlah kematian akibat kanker karena jika kanker ditemukan pada stadium paling dini biasanya dapat diobati sebelum menyebar lebih jauh.

Peppy mengemukakan data yang didapatkan World Health Organization (WHO), setiap dua menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks.

“Untuk Indonesia angka kematian akibat kanker adalah 34,4% dengan kasus tertinggi adalah kanker leher rahim dan kanker payudara. Serta didapatkan informasi bahwa satu perempuan meninggal/ jam disebabkan oleh kanker,” ungkap dr. Peppy.

Narasumber kegiatan ini, dr. Yufi Permana, Sp.OG menerangkan bahwa kanker leher rahim disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus) dan faktor risiko terjadinya kanker leher rahim tersebut adalah menikah muda (< 20 tahun), mitra sexual multiple, infeksi menular seksual, merokok serta defisiensi Vitamin A/ Vit. C/ Vit. E.

Sedangkan gejala yang tampak, adalah perdarahan per vaginam, keputihan bercampur darah dan berbau, nyeri pada panggul dan sukar buang air kecil.

Disebutkan, pada tahun 1985 WHO merekomendasikan suatu pendekatan alternatif bagi negara yang sedang berkembang dengan konsep deteksi dini melalui metode IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) sebagai cara sederhana untuk mendeteksi dini kanker leher rahim.

Pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%. Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi tingkat pra kanker dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%.

Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatif dari pap smear karena biayanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi.

“Untuk kasus Kanker Payudara di Indonesia, Kanker Payudara merupakan kanker kedua paling banyak diderita kaum wanita setelah Kanker Leher Rahim,” ungkap dr. Yufi Permana, Sp.OG.

Kanker Payudara umumnya menyerang wanita yang telah berumur lebih dari 40 tahun. Namun demikian, wanita muda pun bisa terserang kanker ini.

Untuk menemukan gejala awal kanker payudara dapat dideteksi sendiri oleh kaum wanita, jadi tidak perlu seorang ahli untuk menemukan awal kanker payudara.

“Secara rutin wanita dapat melakukan metode periksa payudara sendiri (Sadari) dengan cara memijat dan meraba seputar payudaranya untuk mengetahui ada atau tidaknya benjolan di sekitar payudara,” lanjutnya.

Diharapkan, sosialisasi pada momentum Hari Kartini tersebut, dapat menumbuhkan keinginan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kanker leher rahim dan kanker payudara pada fasilitas kesehatan dan Puskesmas yang ada di Kota Solok, sehingga angka kematian dan kesakitan oleh penyakit tersebut dapat dicegah se-dini mungkin. (MC Kota Solok/toeb)