:
Oleh MC Kabupaten Pacitan, Selasa, 11 Oktober 2016 | 09:09 WIB - Redaktur: Tobari - 295
Pacitan, InfoPublik - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berencana akan memanfaatkan tiga sistem peringatan dini bencana, yakni Peringatan Dini Cuaca, Iklim, dan Gempa.
Hal itu dilakukan dalam rangka memperkuat sistem mitigasi kebencanaan di Indonesia. Agar berjalan efektif, sistem tersebut membutuhkan kerjasama dengan sejumlah pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah.
Menurut sekretaris Utama BMKG Dr Widada Sulistya, DEA usai membuka Workshop Geladi Ruang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami di Pacitan, Senin (10/10), menjelaskan bahwa pemahaman terkait informasi kebencanaan merupakan hal mendasar yang harus dipahami masyarakat.
Ini berkait pula dengan cara menyikapi dan menyelamatkan diri. “Sistem peringatan dini ini tidak bisa berdiri sendiri. Kita harus kerjasama dengan instansi terkait, termasuk pemerintah daerah,” ujar Widada Sulistya.
Sebagai daerah yang terletak di belahan selatan Pulau Jawa, Kabupaten Pacitan dihadapkan pada beragam ancaman bencana. Mulai gempa, tsunami, banjir, longsor, maupun kekeringan. Ini karena secara geografis, posisinya berdekatan dengan Lempeng Indo Australia serta memiliki topografi gunung dan perbukitan.
Berkait fakta tersebut, BMKG sedang mengkaji peluang kerjasama lebih luas dengan pemerintah daerah setempat. Bukan hanya di bidang kegempaan namun juga meliputi potensi bencana lain akibat fenomena alam. Semisal perubahan iklim yang berdampak kekeringan maupun angin kencang. Workshop diikuti 48 orang lintas pemangku kepentingan se Kabupaten Pacitan.
“Banyak peluang yang kami bisa sampaikan, yang bisa kita jalin kerjasama. Tidak hanya di sektor bencana kegempaan tapi juga bencana-bencana yang lain,” terangya sembari mengatakan dirinya sudah berdiskusi dengan Kepala Pelaksana Harian BPBD setempat. (Mc Pacitan/Ps/Wda/Rap/toeb)