Coblong Merata Dalam PIPPK Dan Berikan Stand Gratis Bagi Warga Di Culinari Night

:


Oleh MC Kota Bandung, Rabu, 5 Oktober 2016 | 11:26 WIB - Redaktur: Kusnadi - 475


Bandung, Info Publik – Kota Bandung merupakan kota/kabupaten pertama di Indonesia yang menerapkan desentralisasi pembangunan dengan inovasi PIPPK (Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan).

Sehubungan dengan proses penyerapan PIPPK, Camat Coblong Anton Sugiana hadir dalam Bandung Menjawab memaparkan progres perkembangan dan penyerapan PIPPK di Kecamatan Coblong di Media Lounge Balai Kota Bandung, Selasa (3/10).

Mengawali paparanya, Anton mengatakan PIPPK di Kecamatan Coblong sudah mencapai realisasi sebesar 64,25 persen di tanggal 3 Oktober 2016.

"Paling banyak memang ada di sektor LPM, PKK, RW, dan Karang Taruna karena banyak digunakan di kegiatan besar seperti peringatan HJKB (Hari Jadi Kota Bandung)," ujarnya.

Sementara itu sehubungan dengan kebutuhan anggaran Anton mengatakan ada kebutuhan yang bertambah untuk beberapa kelurahan dan tidak memerlukan anggaran besar di kelurahan lainnya.

"Tidak semua memerlukan 100 juta untuk infrastruktur. Contoh saja Lebak Gede, sudah tidak perlu karena daerah elit jadi dialihkan ke sosial ekonomi saja," tegasnya.

Lebih lanjut Anton menambahkan, dirinya berusaha untuk meratakan progres pembangunan di Kecamatan Coblong sehingga nantinya perkembangan indeks pembangunan menjadi merata.

"Sebisa mungkin jangan sampai ada RW (Rukun Warga) yang maju, tapi di RW lain ada yang terbelakang tahun depan," jelasnya.

Berkenaan dengan penyelenggaraan Culinary Night, Anton menerangkan bahwa di Kecamatan Coblong masih tetap berjalan dan antusias warga masih kuat.

"Untuk penyelenggaraan Culinary Night di Coblong untuk listrik akan menggunakan izin dari PLN karena tidak boleh ambil sembarangan, sedangkan sewa tenda dan kursi mengandalkan tukang tenda sekitar, jadi ada diskon. Sedangkan untuk stand akan diprioritaskan gratis bagi warga Coblong," paparnya.

Sementara itu berkenaan dengan peserta Culinary dari luar, Anton mengatakan akan memprioritaskan warga Coblong terlebih dahulu.

"Saat Culinary berlangsung memang foodtruck lebih agresif, tapi didahulukan dahulu warga Coblong dan untuk penyelenggaraan Culinary Night di area Dipatiukur, Gelap Nyawang, Sekeloa, Dago Pojok dan Cipaganti," ujarnya.

Anton juga menjelaskan, berkenaan dengan perekaman E-KTP, Coblong masih tetap berjalan karena masih banyak masyarakat yang belum melakukan perekaman.

"Ada enam kecamatan yang diberi alat perekaman E-KTP, yaitu diantaranya Batununggal, Kiaracondong, Coblong dan Babakan Ciparay. Sementara itu di Coblong masih 11 ribuan lagi, dari 17 ribuan penduduk yang belum rekam E-KTP karena tingkat mobilitas warga tingi," ujarnya.

Dari banyak hal yang menjadi kendala, Anton menegaskan salah satunya adalah karena tersendatnya keping blanko KTP ke kecamatan. Padahal per harinya warga yang melaksanakanan perekaman mencapai hingga ratusan orang.

"Sehari bisa 300-400 warga yang datang. Dan bila sudah melakukan proses belum dapat E-KTP ada keterangan sudah ada format baku. Dengan adanya itu, sudah bisa digunakan untuk membuat SIM, bank dan lainnya, kecuali untuk paspor dan bank internasional. Biasanya bisa didahulukan dengan ajuan permohonan khusus karena harus dengan E-KTP Asli ," pungkasnya.(Mc Kota Bandung/Kus)