:
Oleh MC Kota Sorong, Sabtu, 10 September 2016 | 20:00 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 2K
Sorong, InfoPublik - Sejak 28 Tahun silam (1988, red) hingga saat ini, Yayasan Bina Taruna Indonesia Bumi Cendrawasih (Binterbusih) terus mendampingi pelajar dan mahasiswa Papua yang berada di Tanah Jawa. Dari pengalamannya, para pelajar dan mahasiswa papua tersebut telah terbukti memiliki potensi yang luar biasa.
Demikian pemaparan Ketua Yayasan Binterbusih, Drs. Paul Sudiyo dalam materi seminar nasionalnya pada kegiatan Seminar Loka Karya Nasional dan tTemu Alumni Yayasan, di Ruang Wayag Swissbel Hotel Sorong, Jumat (9/9).
“Semua orang di Indonesia harus mempunyai paradigma yang baik dan benar terhadap Orang Muda Papua (OMP). Dengan memiliki paradigma yang benar terhadap pelajar dan mahasiswa papua, menjadi syarat mutlak untuk dapat meningkatkan kualitas pelajar dan mahasiswa”, tuturnya.
Para pelajar maupun mahasiswa dari Papua, perlu dipersiapkan dalam rangka menghadapi dunia baru. Dengan demikian, mereka mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan kampus maupun lingkungan di mana mereka tinggal.
Selain itu, untuk menjadi generasi pembangunan di tanah Papua dengan segala tantangan dan permasalahan yang dihadapi, OMP sudah sepantasnya mempersiapkan diri dengan baik.
"Pelajar dan mahasiswa Papua ikuti kuliah aktif tidaklah cukup, akan tetapi diperlukan pelatihan-pelatihan pembentukan diri dan belajar berorganisasi. Dengan demikian, OMP tadi menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang mendalam serta luas,"jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Biro Pemerintahan Gubernur Papua Barat, Jack Saawaki, menyatakan pihaknya mendukung kegiatan seminar yang diselenggarakan oleh Yayasan Binterbusih.
"Isi seminar tersebut patut diketahui bahwa, pendidikan bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah, jadi pemerintah tidak bisa bertanggungjawab sendiri untuk pendidikan. Oleh karena itu, kami dari Pemerintah Provinsi Papua Barat sangat mengapresiasi yayasan ini, karena yayasan Binterbusih telah berupaya menghimpun anak-anak Papua yang kuliah di luar Papua, kemudian membentuk mereka untuk kembali mengabdi di daerahnya sendiri,"ujarnya. (MC.Kominfo Kota Sorong/Eyv)