Gobar Napak Tilas Melintasi Tugu Perjuangan Hingga Menyeberangi Citarum

:


Oleh MC Kota Bekasi, Senin, 15 Agustus 2016 | 11:58 WIB - Redaktur: Tobari - 571


Bekasi, InfoPublik - Ribuan peserta Gowes Bareng (Gobar) Napak Tilas III dalam memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-71, telah berhasil menyelesaikan rute sepanjang 110 kilometer pulang-pergi (pp), dari Kota Bekasi ke Rengasdengklok Kabupaten Karawang, Sabtu (14/8).

Agenda napak tilas ke Rengasdengklok sudah berjalan ketiga kalinya yang digelar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) dan para pecinta sepeda Kota Bekasi,  Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang. Tujuan diadakan gobar untuk aktifitas fisik dalam keterampilan bersepeda juga mengunjungi beberapa situs bersejarah.

Gobar kali ini bukan sebuah ajang lomba, sehingga para peserta tidak merasa terbebani. Bahkan bila ada peserta tidak kuat fisik, maka dapat berhenti atau tidak melanjutkan perjalanan.

Para peserta gowes napak tilas memulai star napak tilas dari Tugu perjuangan rakyat Bekasi Alun-Alun Kota Bekasi menuju Jalan H Agus Salim-Karang Satria-wilayah kecamatan Sukatani-Pabayuran-Monumen Proklamasi Rengasdengklok, Karawang. Dan kembali ke Kota Bekasi melalai rute yang sama.

Ihwan salah seorang peserta mengungkapkan rasa gembiranya  mengikuti napak tilas kali ini. Ia memang baru pertama kali mengikuti gowes napak tilas namun baginya cukup menyenangkan.  Dan ia sempat mengungkapkan keinginannya bila ada napak tilas di tahun akan datang, akan berpartisipasi kembali.

"Syukur bisa bersama rombongan menyelesaikan napak  tilas Kota Bekasi-Rengasdengklok pp sejauh 110 Km," kata Ihwan, seorang warga Pedurenan Musika Jaya Kota Bekasi.

Ihwan berasama ketiga rekannya mengikuti Gobar Napak Tilas dengan bersepeda. Sementara satu teman lainnya membantu keperluan logistik dan peralatan kesehatan dengan membawa mobil adventur. 

Sebagai tanda keberhasilannya dalam menempuh rute 110 Km,  Ihwan bersama ketiga rekannya diberikan tanda lulus berupa stiker Gobar Napak Tilas III tahun 2016.

Lanjut Ihwan, selain untuk menguji ketahanan fisik juga menjadi penghormatan bagi para pahlawan kemerdekaan. Karena rute napak tilas melewati beberapa tugu perjuangan kemerdekaan yang berada di wilayah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Karawang.

"Gowes memang menguras tenaga dan ketahanan fisik, namun itu tak sebanding dengan perjuangan para pahlawan dahulu dalam merebut perjuangan. Kita generasi muda perlu menghormati jasa mereka," kata Ihwan.

Selain itu hal menarik lainnya, ia katakan, para pesepeda sempat merasakan menaiki eretan atau perahu untuk menyebrangi sungai Citarum demi melanjutkan perjalanan ke Rengasdengklok. Sekitar 2 kilometer usai menyeberangi sungai sampailah ke monumen Proklamasi.

"Tadi pulang-pergi sempet juga naik eretan buat nyeberang sungai Citarum. Perahu juga diisi sekitar 20 pesepeda. Beberapa kali bolak balik untuk membawa semua peserta. Kondisi air sungai juga cukup deras. Ini menambah kegembiraan dalam gowes napak tilas," ungkap Ihwan saat di perahu eretan bersama ketiga rekannya.

Para peserta sebelumnya dilepas Walikota Bekasi Dr H Rahmat Effendi pada pukul 06.30 dan mereka sampai di Rengasdengklok sekitar pukul 10.00 wib.

Pada pukul 12.30 peserta beristirahat sejenak dan makan siang sekaligus mengunjungi rumah yang sempat ditempati Proklamator RI, Soekarno. Di rumah tersebut dituangkan dalam sejarah, Soekarno dan pejuang lainnya sedang menyusun dasar-dasar naskah teks Proklamasi yang dibacakan pada Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 silam di Jakarta.

Sekitar pukul 13.00 selesai beristirahat dan mengunjungi situs bersejarah rumah Soekarno. Rombongan kemudian menempuh sisa perjalanan dan kembali ke Alun-Alun Kota Bekasi dan tiba sekitar pukul 17.00 wib.

Seperti diketahui, peristiwa Rengasdengklok punya hubungan yang sangat kuat dengan momentum Kemerdekaan RI, yang diploklamirkan Soekarno dan Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Menteng, Jakarta Pusat.

Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada 16 Agustus 1945. Saat itu, golongan pemuda, yakni Soekarni, Wikana, dan Chaerul Saleh menculik Soekarno dan Hatta untuk mendesak keduanya segera memproklamirkan Kemerdekaan RI.

Adapun, penculikan ini sengaja dilakukan agar kedua pemimpin bangsa ini terbebas dari intervensi pihak luar. Untuk itu, momunem Proklamasi didirikan demi mengenang sejarah perjuangan merebut kemerdekaan RI.  (goeng/toeb)