Gladi Lapang Penanggulangan Bencana di Wukirharjo Prambanan

:


Oleh MC Kabupaten Sleman, Rabu, 3 Agustus 2016 | 17:32 WIB - Redaktur: Tobari - 590


Sleman, InfoPublik - Satu orang mengalami luka berat patah tulang kaki dan harus dirujuk ke RSUD Prambanan, dan lainnya mengalami luka ringan, akibat bencana tanah longsor yang terjadi di Wukirharjo Prambanan.

Hal tersebut tergambar saat simulasi bencana tanah longsor di balai desa Wukirharjo Prambanan, Rabu (3/8).

Kejadian tersebut disimulasikan akibat hujan yang terus menerus mengguyur wilayah Prambanan. Wilayah yang paling parah akibat tanah longsor tersebut sebagian wilayah Wukirharjo, terutama daerah perbukitan dan berada di sekitar balai desa setempat.

Disamping beberapa orang mengalami luka ringan, ada beberapa ternak sapi yang harusnya ikut diungsikan di balai desa, tetapi karena terbatasnya armada hanya tiga ekor sapi yang sempat diungsikan lainnya masih ditinggal pemiliknya mengungsi di balai desa.

Disamping beberapa orang yang mengalami luka ringan ada beberapa orang ibu hamil yang harus diungsikan  karena tingkat kehamilannya sudah mendekati melahirkan.

Dan di tengah hiruk pikuknya masyarakat yang menyelamatkan diri masih saja dijumpai  penjahat yang memanfaatkan situasi untuk mencuri. Namun berkat kesigapan aparat dan masyarakat, pencuri tersebut berhasil ditangkap dan dibawa ke Polsek Prambanan untuk diproses lebih lanjut. 

Hal tersebut tergambar saat simulasi bencana tanah longsor di balai desa Wukirharjo Prambanan. Hadir pada kesempatan tersebut antara lain Kepala pelaksana BPBD DIY Drs Krido Suprayitno SE MSi, Asekda bidang Pembangunan Dra Suyamsih,  Plt Pelaksana BPBD Sleman Ir Kunto Riyadi, dan Muspika Kecamatan Prambanan.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan pengukuhan Pengurus forum pengurangan resiko bencana dan pengurus unit pelaksana desa penanggulangan bencana oleh Bupati Sleman yang diwakili Asekda Bidang Pembangunan. Juga pengukuhan pengurus unit pelaksana oleh Plt. BPBD Sleman.

Sedangkan Krido menyampaikan bahwa dalam upaya mewujutkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana, pemerintah memiliki perhatian serius dalam upaya peningkatan kapasitas untuk masyarakat desa. Karena desa  yang langsung  mengalami dampak bila terjadi bencana. 

Oleh karena itu, penguatan kapasitas masyarakat adalah upaya  strategis untuk menjadikan bangsa yang tangguh dalam menghadapi bencana. 

Lebih lanjut disampaikan bahwa berdasar pemetaan yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 DIY terdapat 12 potensi ancaman bencana, dari 438 desa yang ada di DIY 301 desa merupakan desa rawan bencana diantaranya terdapat di Kabupaten Sleman.

Sementara Suyamsih menyampaikan gladi lapang menjadi momen startegis bagi masyarakat Sleman khususnya masyarakat di desa Wukirharjo Prambanan untuk meningkatkan kesiap-siagaan dan kewaspadaan masyarakat, terkait bencana longsor.

Masyarakat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi bencana, dengan harapan kesiap-siagaan tersebut dapat bermanfaat dalam menentukan  langkah-langkah yang tepat dalam mengantisipasi jatuhnya korban jiwa.

Dikatakan Suyamsih bahwa pelaksanaan gladi lapang tersebut merupakan salah satu upaya untuk mempersiapkan kesiap-siagaan dan keterampilan warga masyarakat dalam menghadapi bencana longsor, khususnya di desa Wukirharjo Prambanan.

Diharapkan dengan adanya  gladi lapang  tersebut jatuhnya korban jiwa akibat longsor dapat diantisipasi, karena masyarakat telah maengetahui tindakan apa yang harus dilakukan pada saat kondisi darurat. Ketepatan bertindak tentunya harus didukung oleh pengetahuan dan ketrampilan dalam menghadapi sistuasi darurat terkait bencana.

Gladi lapang tersebut menjadi sarana yang efektif untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dan ketrampilan dalam mensikapi kondisi darurat. Dengan bekal tersebut diharapkan  seluruh warga masyarakat tidak akan panik bila terjadi bencana. (***/MC Sleman/toeb)