:
Oleh MC Kabupaten Pacitan, Jumat, 29 April 2016 | 11:21 WIB - Redaktur: Kusnadi - 376
Pacitan, InfoPublik – Kepala Dinas Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Pacitan, Sar Setyo Utomo mengatakan bahwa semburan gas di salah satu tiang pancang proyek jembatan Grindulu, di Desa Kembang, Kecamatan Pacitan merupakan peristiwa biasa.
“Hal itu disebabkan karena lokasi pekerjaan fisik jembatan sepanjang 750 meter tersebut berada di pinggir Sungai Grindulu, khususnya di pinggir sungai dulu merupakan suatu cekungan atau rawa-rawa. Di mana di situ ada unsur organik,’’ ujarnya, baru-baru ini.
Dikatakan Sar, unsur organik yang tertimbun lama itu kemudian terkumpul menjadi suatu gas hydrogen (H2) di dalam lapisan tanah. Sehingga, ketika tanah tersebut terkena material pekerjaan pemancangan jembatan terjadi keretakan.
Dam gas H2 yang ada di dalam tanah itu menyembur melalui celah-celah tanah. ‘’Kebetulan saat proses pemancangan itu ada pekerjaan pengelasan. Sehingga percikannya mengenai gas dan muncul api,’’ imbuhnya.
Dengan kondisi itu, Sar Setyo mengatakan bahwa kemungkinan proyek bakal dilanjutkan. Mengingat posisi semburan gas tersebut terbilang kecil dan hanya terdapat pada satu titik lokasi saja. ‘’Semburan gasnya kecil, saat ini sudah meredup dan mulai hilang,’’ ungkapnya.
Sebelumnya, Distamben bekerja sama dengan Dinas ESDM Jawa Timur (Jatim), pemantauan akan dilakukan selama sepekan ke depan. Meskipun semburan gas dan uap panas dari salah satu lubang tiang pancang mulai meredup. ‘’Kami tunggu perkembangannya seperti apa,’’ kata Sar Setyo.
Saat ini, Sar Setyo mengaku masih belum mengkaji adanya sumber gas baru, termasuk kepastian apakah proyek dapat dilanjutkan atau tidak. Pasalnya, pihaknya tidak memiliki kewenangan mengeluarkan rekomendasi atas munculnya semburan gas di lokasi proyek kakap tersebut. ‘’Rekomendasi nanti dari Dinas ESDM Jatim serta tim ahli dari UPN Surabaya,’’ pungkasnya. (RAP/Kus)