Potensi Perikanan Aceh Sangat Melimpah

:


Oleh Media Center Aceh, Jumat, 29 April 2016 | 07:11 WIB - Redaktur: Tobari - 4K


Banda Aceh, InfoPublik - Panjangnya garis pantai dan luas lautan Aceh menyimpan potensi perikanan yang sangat menjanjikan, Potensi perikanan tangkap Aceh per tahun itu mencapai 180.000 ton

Demikian disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Diauddin saat menjelaskan potensi perikanan kepada Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional, Ir Zulnahar Usman, di Meuligoe Gubernur, Banda Aceh, Rabu (27/4).

Saat ini Aceh juga telah memiliki Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo yang memiliki luas areal menjapai 60 hektare. Selain di Lampulo juga terdapat di Aceh Timur, Simeulue, Pulau Banyak  serta sejumlah daerah lainnya,” kata Diauddin.

Untuk diketahui bersama, setelah ditetapkan sebagai Pelabuhan Perikanan Samudera, maka Lampulo dapat langsung mengekpsor hasil perikanannya, baik dalam bentuk mentah maupun olahan.

Diauddin menambahkan, permasalahan yang terjadi di Aceh saat ini adalah alat tangkap yang masih minim dan butuh di modernisasi. Selain itu, minimnya sejumlah fasilitas juga berpengaruh terhadap hasil tangkapan masyarakat yang berlimpah.

“Potensi perikanan di Aceh di antaranya Tuna, Tenggiri, Cakalang Dencis dan lain sebagainya. Namun kita juga masih memiliki kendala dengan cold storage dan pabrik es serta industri pengolahan ikan. Oleh karena itu kami undang anda-semua untuk berinvestasi di bidang tersebut,” lanjut Diauddin.

Kadis DKP itu menambahkan, sektor perikanan budidaya air payau Aceh juga sangat menjanjikan. Saat ini sudah ada sekitar 54 hektare yang terdiri atas budidaya udang windu, bandeng dan beberapa jenis ikan lainnya.

Sedangkan perikanan air tawar, saat ini terdapat sekitar 45.000 hektare, untuk perikanan air tawar, yang banyak dilirik masyarakat adalah nila, ikan mas, gurami dan sidat. Untuk sidat, Aceh memiliki potensi bibit yang sangat baik.

“Selain potensi tersebut, Aceh juga memiliki potensi bidang kelautan lainnya, yaitu lobster. Namun masih tradisionalnya sejumlah peralatan masyarakat mengakibatkan potensi ini tidak tergarap maksimal,” katanya.

Sementara itu, Zulnahar Usman, dalam kesempatan tersebut mengemukakan, bahwa dirinya merasa prihatin, karena pasca bencana tsunami, Aceh belum memiliki Industri perikanan terpadu seperti masa sebelum tsunami.

“Pasca mendapat tanggungjawab dari Presiden, saya langsung mengarahkan sejumlah investor bidang kelautan ke Aceh ini. Saat ini, mereka banyak yang berinvestasi di Malaysia, China dan Singapura,” terang Zulnahar.

Zulnahar menambahkan, selain berinvestasi bidang kelautan, para investor yang terdiri atas Lie Ang (Tiongkok), Teo (Tiongkok), Teo (Singaputa), A Kiang (Singapura), dan How (Beijing), juga berinvestasi di bidang copper powder isotop, tanaman herbal serta sektor energi.

“Di antara para investor ini ada juga yang bergerak di bidang energi. Nah, mengingat Aceh masih mengalami krisis energi, makanya saya arahkan ke Aceh karena potensii geothermal kita juga sangat mendukung,” tambah Zulnahar.

Usai pertemuan dengan Gubernur, Zulnahar Usman dan para investor didampingi sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh terkait akan melakukan kunjungan lapangan untuk melihat secara langsung berbagai potensi ekonomi bidang kelautan Aceh, terutama di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo. (MC.Aceh/rl.Humas/toeb)