:
Oleh Eka Yonavilbia, Rabu, 20 April 2016 | 14:40 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 1K
Jakarta, InfoPublik – Kereta Api saat ini tidak hanya menjadi pilihan transportasi bagi masyarakat Indonesia, akan tetapi juga Warga Negara Asing (WNA) yang berkunjung untuk berwisata ke berbagai daerah. Pelayanan terpadu, sistem keamanan yang baik serta kebersihan lingkungan stasiun menjadi faktor Kereta Api banyak diminati.
Ditemui di kantornya, Selasa, (19/4), Kepala Stasiun Besar Gambir, Edy Kuswoyo, menerangkan, PT. Kereta Api Indonesia (KAI) selalu berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada penumpang baik masyarakat lokal maupun WNA.
“Memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada WNA yang datang ke sini, bukan pilihan, melainkan keharusan, karena bukan hanya membawa nama baik PT KAI tetapi juga Indonesia,” ungkapnya.
Dalam hal pelayanan informasi, Edy menjelaskan, penumpang WNA yang berkunjung Stasiun Gambir langsung diarahkan menuju costumer service. Di sana, mereka tidak hanya dapat memperoleh informasi tentang perjalanan kereta api, juga informasi lain seperti hotel dan tempat wisata.
“Ketika dia ingin mencari informasi perjalan, mereka langsung diarahkan ke costumer service, kalau mereka memiliki pemandu wisata (guide), kita informasikan melalui pemandu wisatanya,” jelasnya.
Pelayanan yang diberikan, lanjutnya, tergantung pada permintaan penumpang WNA, pihak stasiun telah menyiapkan semuanya di costumer service. “Pelayan tergantung pada permintaan mereka, kita sudah menyiapkan semuanya di sana (costumer service), misalnya peta perjalanan kereta api, akses wisata di kota tujuan, dan lain-lain,” tambahnya.
Untuk menghindari kesalahan informasi yang diterima oleh penumpang WNA, pihak Stasiun Gambir telah memperbanyak petugas lapangan yang dapat menggunakan bahasa inggris di masing-masing pos stasiun seperti customer service, loket penjualan, pemeriksaan tiket, hingga ruang informasi.
“Kita memperbanyak petugas pemberi informasi dengan menggunakan bahasa inggris, hal ini sangat membantu penumpang WNA agar tidak salah naik kereta,” ujar pria yang telah setahun menjabat sebagai Kepala Stasiun Gambir ini.
Ia melihat, terjadi peningkatan jumlah penumpang WNA dari tahun ke tahun terlebih pada akhir pekan. Menurutnya hal ini terjadi karena, saat ini promosi yang dilakukan oleh PT KAI telah merambah hingga keluar negeri.
“Menurut pengamatan saya, persentase WNA pengguna kereta api meningkat, terlebih saat ini promosi oleh PT KAI sudah sampai keluar negeri, ditambah informasi dari mulut ke mulut para penumpang,” imbuhnya.
Brett Prokopchuk, salah satu wisatawan mancanegara asal Kanada, beberapa waktu lalu mengungkapkan, lebih menyukai moda transportasi kerata api dibandingkan pesawat karena memiliki ruang gerak yang lebih luas untuk penumpang.
“Saya lebih memilih kereta api karena memiliki ruang untuk penumpang lebih luas dibandingkan dengan pesawat. Saya membutuhkan ruang yang lebih luas mengingat kaki saya panjang,” ungkapnya.
Negara Indonesia, menurut Brett, telah memiliki infrasturktur dan manajemen transportasi yang baik. Hal ini dibuktikan ketika dia mengunjungi Sukabumi, Kereta Api dapat dia gunakan melalui stasiun-stasiun kecil.
“Transportasi di Indonesia sudah baik, beberapa hari lalu saya ke Sukabumi untuk berwisata ke Gunung Padang di Cianjur, di sana saya bisa menemukan stasiun kecil untuk menggunakan kereta api,” imbuhnya.
Melalui Stasiun Gambir rencananya pria yang berumur 28 tahun akan mengunjungi Kota Yogyakarta selama empat hari. Di Kota Gudeg, dia akan pergi ke beberapa tempat wisata seperti Keraton Yogyakarta, Candi Borobudur, Candi Prambanan, serta beberapa gua yang ada di daerah tersebut.
“Tentu, saya akan mengunjungi beberapa candi di sana, seperti Borobudur dan Prambanan, dan mengunjungi beberapa gua dekatnya. Selanjutnya, saya akan mengunjungi keraton, setelah itu melanjutkan perjalanan (traveling) ke Bali,” papar pria yang berprofesi sebagai pekerja lepas ini.
Pada kesempatan yang sama, Martina, wisatawan asal Inggris mengungkapkan, ia memilih kereta api, karena lebih murah dan nyaman. Selain itu, tidak membutuhkan banyak waktu untuk mendapatkan tiket hingga menaiki kereta.
“Ya, saya lebih memilih kereta api daripada pesawat, kedua memang membutuhkan banyak waktu, jika kamu naik pesawat, kamu harus datang lebih awal agar tidak terlambat. Kalau kereta api jadwalnya sudah pasti, maka tinggal kamu menyesuaikan untuk datang ke stasiun,” ungkapnya.
Indonesia merupakan negara kesepuluh yang Martina singgahi. Dari semua negara yang pernah dikunjunginya, Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk paling ramah dan baik. Negara dengan penduduk muslim yang berpikiran terbuka dan menerima akan perbedaan.
“Saya suka orang Indonesia. Mereka bersifat berpikiran terbuka (open minded). Mereka baik dan membantu tanpa mengharap imbalan. Sering sekali, mereka menyapa di saat saya terlihat kesusahan,” tuturnya. (Berliyan Ramadhaniyanto/Mahasiswa Magang/Eyv)