Candi Borobudur Masih Magelang Banget

:


Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Kamis, 7 Januari 2016 | 10:04 WIB - Redaktur: Kusnadi - 407


Semarang, InfoPublik – Candi Borobudur sebagai world class heritage mestinya diimbangi pula dengan penyelenggaraan event berkelas dunia untuk menarik lebih banyak kunjungan wisatawan. Namun, itu belum terjadi karena sinergitas antarstakeholder masih perlu dibangun.

“Menurut kami Borobudur itu world class heritage. Atraksi yang kita buat ya mestinya setingkat itu. Bukan atraksi yang under value tapi yang sebanding. Kalau bisa mewujudkan, paling tidak akan menjadi magnet baru bagi pariwisata di Jateng. Untuk itu saat ini kami sedang mengawali membangun komunikasi agar dapat bersinergi dengan pihak-pihak lain yang terkait,” kata Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Edy Setijono saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP di ruang kerja gubernur, Rabu (6/1).

Pemilik PT Aseli Dagadu Djokdja itu menuturkan, untuk memberikan tambahan ‘magnet’ bagi Candi Borobudur, pihaknya ingin menambah konten di Museum Samudra Raksa agar lebih menarik. Apalagi barangnya berupa teknologi kapal di masa lampau sudah ada. Selain itu, story behind dan dokumentasinya juga tersedia.

“Dengan daya tarik Borobudur yang sekarang ada, kita tidak bisa memaksa orang untuk hadir. Misalnya, promosi yang kita lakukan selama ini dari tahun ke tahun hanya benda matinya saja. Orang tidak akan datang dua kali. Sekarang kita akan mulai kampanyekan (contohnya) Kita datang ke Museum Samudra Raksa di Borobudur. Ini akan menjadi pintu untuk membuat hal-hal baru. Pertama, museum dan kedua night attraction,” paparnya.

Rencana selanjutnya adalah membuat linkage Kota Lama Semarang dengan warisan heritage yang lain, yang terkait dengan Kota Lama di jalur Joglosemar. Dengan begitu, akan menciptakan ‘menu-menu’ paket wisata yang baru.

“Kami ingin menciptakan ‘menu-menu’ baru. Sekarang kalau kita promosi keluar, itu ‘menunya’ hanya satu lembar. Isinya Borobudur. Kami ingin Borobudur hanya menjadi ‘sampul’, tapi di dalamnya ada ‘menu’ lain seperti Kota Lama. Kota Lama bisa disajikan khusus arsitekturalnya saja dan di daerah lain yang memiliki potensi serupa bisa diambil kulinernya. Sehingga objek wisata yang disuguhkan setiap daerah tidak bertabrakan,” tuturnya.

Gubernur Ganjar Pranowo mengapresiasi terobosan-terobosan yang sedang dilakukan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko untuk menarik kunjungan wisatawan. Dirinya juga berpendapat konten wisata di Candi Borobudur belum menarik.

“Mimpi kita (Borobudur) ini kan kelas dunia. Tapi isinya belum dunia. Masih Magelang banget. Jateng wae ora. Taste dan sensenya masih kurang. Mungkin atraksinya bisa dimulai dulu. Atraksi menurut saya penting karena kalau datang melihat benda mati juga nggak menarik,” terangnya.

Ganjar mengusulkan agar digelar workshop dengan seniman dan budayawan, atau yang melibatkan masyarakat secara langsung. Misalnya, membuat keris. Selain itu, diselenggarakan konser musik, kolaborasi antara musisi nasional dan internasional yang berirama slow. Bisa pula menyelenggarakan event Legend of The Month yang akan menarik sejumlah komunitas untuk datang ke Borobudur.

Ganjar mengingatkan,Souvenir juga menjadi bagian penting yang harus menjadi perhatian dari sebuah kegiatan wisata.

“Saya agak cerewet soal gift (souvenir) karena kualitas gift kita jelek. Kalau ada gift yang bagus akan sangat luar biasa. Misalnya buku tentang Borobudur dan turunannya,” ujarnya.(humas jateng/MCjateng/Kus)