Minggu, 30 Maret 2025 1:25:32

UKBI Adaptif Capai 1 Juta Peserta, Dorong Peningkatan Literasi dan Kemahiran Berbahasa Indonesia

: Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif, yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), berhasil mencapai 1 juta peserta (Foto: Dok Kemendikdasmen)


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Rabu, 26 Maret 2025 | 12:55 WIB - Redaktur: Untung S - 568


Jakarta, InfoPublik – Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif, yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), berhasil mencapai 1 juta peserta.

Program itu menjadi salah satu langkah strategis untuk meningkatkan literasi dan kemahiran berbahasa Indonesia, baik di kalangan masyarakat Indonesia maupun di kalangan warga negara asing.

UKBI Adaptif yang berbasis daring ini dapat diakses melalui laman ukbi.kemendikdasmen.go.id, mempermudah peserta dari berbagai lokasi untuk ikut serta. Hingga saat ini, tidak hanya warga Indonesia yang mengikuti, tetapi juga 534 peserta dari 68 negara berbeda, menjadikan UKBI sebagai alat ukur yang semakin global.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian ini. “UKBI telah menjadi indikator penting untuk mengukur kemahiran berbahasa Indonesia, baik di tingkat pendidikan maupun instansi-instansi lainnya,” kata Hafidz dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Rabu (26/3/2025).

UKBI kini juga menjadi syarat dalam berbagai kesempatan, seperti pendaftaran Beasiswa Unggulan, peningkatan literasi di Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK), dan kelulusan mahasiswa di 60 perguruan tinggi di Indonesia. Sertifikat UKBI juga digunakan untuk memenuhi syarat jabatan fungsional di lembaga-lembaga tertentu, seperti Widyabasa dan Penerjemah.

Sampai saat ini, UKBI Adaptif telah diterapkan di 38 provinsi dan 500 kabupaten/kota di Indonesia, dengan Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah peserta terbanyak, yakni 151.249 orang. Sementara itu, Kabupaten Sidoarjo dan Kota Jakarta Selatan mencatatkan angka peserta tertinggi di tingkat kabupaten/kota.

“UKBI adalah upaya kami untuk menjaga kedaulatan bahasa Indonesia. Kami berharap jumlah peserta terus meningkat, khususnya di satuan pendidikan,” tambah Hafidz.

Selain itu, UKBI juga diikuti oleh pemelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Noha Gharib Ahmed, pemelajar BIPA asal Mesir, menilai UKBI sangat penting bagi mahasiswa asing yang ingin belajar di Indonesia. “UKBI adalah bukti kemampuan berbahasa Indonesia bagi mahasiswa asing. Ini penting selain TOEFL sebagai syarat kuliah di Indonesia,” ujarnya.

Senada dengan Noha, Maram Alarnab, pemelajar BIPA asal Suriah, mendorong teman-temannya untuk mengikuti UKBI. “Sertifikat UKBI bisa membantu mencari pekerjaan dan membuka peluang bagi penutur asing,” tambahnya.

UKBI terdiri dari lima seksi: mendengarkan, merespons kaidah, membaca, menulis, dan berbicara. Pemeringkatannya dimulai dari skor Istimewa (725-800) hingga Terbatas (251-325), memberikan gambaran jelas mengenai tingkat kemahiran peserta dalam berbahasa Indonesia.

Dengan pencapaian 1 juta peserta ini, UKBI Adaptif terus memperkuat peranannya dalam mendukung kemajuan literasi bahasa Indonesia di Indonesia dan dunia internasional.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 28 Maret 2025 | 16:28 WIB
Mudik Lebaran makin Bermakna dengan Ribuan Buku Gratis untuk Anak
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 28 Maret 2025 | 16:24 WIB
Sukseskan Gerakan Literasi, 20.000 Buku Gratis Ludes Dibagikan saat Mudik 2025