Kemenkes Serahkan STR Seumur Hidup ke Dokter Spesialis WNI Lulusan Luar Negeri

: Menkes Budi Gunadi Sadikin saat memberikan STR dan Surat Selesai untuk Dokter Spesialis WNI Lulusan Luar Negeri/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Senin, 16 Desember 2024 | 23:50 WIB - Redaktur: Untung S - 46


Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyerahkan Surat Tanda Registrasi (STR) Seumur Hidup kepada dokter spesialis Warga Negara Indonesia (WNI) lulusan luar negeri yang telah berhasil menyelesaikan program adaptasi.

Penyerahan STR itu menjadi simbol keberhasilan transformasi adaptasi dokter spesialis di Indonesia.

“Terima kasih kepada teman-teman dokter adaptan yang sudah sabar mencintai Indonesia. Terima kasih telah mau kembali ke Indonesia,” kata Menkes Budi pada Senin (16/12/2024).

Sejak 2022, Kementerian Kesehatan telah memberikan kesempatan bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan WNI lulusan luar negeri untuk berkontribusi dalam mendukung percepatan pemenuhan layanan spesialistik di Indonesia melalui program adaptasi difasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

Program adaptasi dokter spesialis WNI lulusan luar negeri dirancang untuk memastikan kompetensi dokter sesuai standar nasional dan mempermudah proses adaptasi yang sebelumnya dilakukan diinstitusi pendidikan menjadi berbasis Fasyankes.

Langkah ini memungkinkan dokter untuk langsung berkontribusi melayani masyarakat, khususnya di daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan.

Menkes Budi mengatakan beberapa direktur RSUD bercerita banyak terkait masyarakat yang meninggal karena tidak ada dokter yang bisa menangani.

"Begitu ada dokter adaptasi, mereka minta agar dokter tersebut menetap karena memang dokter spesialis di Indonesia sangat dibutuhkan,” terang Menkes Budi.

Hingga Desember 2024, sebanyak 32 dokter spesialis WNI lulusan luar negeri telah ditempatkan di fasyankes secara merata diberbagai daerah di Indonesia.

Mereka berasal dari tujuh spesialisasi yaitu spesialis anak, obgyn, penyakit dalam, dermatologi dan venerologi, bedah plastik, ortopedi dan traumatologi, serta spesialis mata.

Sebanyak tiga dokter spesialis ortopedi dan traumatologi telah selesai melaksanakan adaptasi pada November 2024 dan menerima STR (Surat Tanda Registrasi) Seumur Hidup.

Yaitu dr. Einstein Yefta Endoh, lulusan Filipina bertugas di RSUD ODSK, Sulawesi Utara. Kemudian dr. Anastasia Pranoto, lulusan Filipina bertugas di RSUD Cut Meutia, Aceh, dan dr. Ikhwan, lulusan Malaysia bertugas di RSUD Dr. Fauziah, Aceh.

Sementara pada 29 Desember 2024 ini, terdapat tiga dokter spesialis penyakit dalam dan satu dokter spesialis obgyn yang juga akan segera menyelesaikan adaptasi dan mendapatkan surat selesai adaptasi.

Selama masa penempatan di Fasyankes, peserta adaptasi menerima insentif dari pemerintah dengan besaran yang disesuaikan berdasarkan lokasi penempatan, mulai dari Rp7 juta hingga Rp24 juta per bulan.

Insentif ini merupakan bagian dari dukungan Kemenkes untuk mendorong pemerataan akses layanan kesehatan. Menkes Budi berharap dokter spesialis lulusan luar negeri yang mengikuti program adaptasi terus bertambah.

Pada 2025, ia menargetkan sekitar 100 dokter spesialis bisa mengikuti program ini. Terkait sistem dan proses pendaftaran, Kemenkes akan terus meningkatkan layanan menjadi lebih cepat dan transparan.

“Kebutuhan dokter spesialis di Indonesia sangat tinggi. Saya minta tujuh yang lulus dari 32 yang sedang dalam proses ini untuk berbagi cerita kepada teman-teman diaspora atau dokter Indonesia di luar negeri agar mereka kembali ke Indonesia dan berbakti kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata Menkes Budi.

Salah satu dokter spesialis WNI lulusan luar negeri dr. Kelvin Marwali, Sp. PD, dokter spesialis penyakit dalam lulusan Rizal Medical Center, Filipina, memulai pengabdiannya di RSUD Palmatak, Anambas, Kepulauan Riau, pada 29 Desember 2022.

Selama dua tahun bertugas, ia mengatasi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan fasilitas medis hingga budaya lokal yang memengaruhi pola perawatan kesehatan.

Selama bertugas, dr. Kelvin telah menangani berbagai kasus medis, terutama kasus kanker, jantung, stroke, dan uronefro (KJSU) yang sering ditemui.

Ia juga bekerja sama dengan tenaga medis lokal untuk meningkatkan kapasitas mereka serta memastikan masyarakat setempat mendapatkan layanan medis yang optimal meskipun dengan keterbatasan yang ada.

“Setiap hari adalah tantangan, tetapi saya sangat bersyukur bisa memberikan bantuan medis dan juga belajar banyak dari budaya dan kehidupan mereka. Pengalaman ini sangat memperkaya karier saya,” kata dr. Kelvin.

Penerimaan STR seumur hidup ini tidak hanya menunjukkan pengakuan terhadap kompetensi dr. Kelvin, tetapi juga memperlihatkan kemitraan yang semakin erat antara tenaga medis internasional dan sistem kesehatan Indonesia.

Hal ini sejalan dengan visi Kemenkes untuk meningkatkan kualitas tenaga medis di seluruh pelosok negeri, baik melalui pengembangan kapasitas tenaga medis lokal maupun kehadiran dokter WNI lulusan luar negeri.

Kemenkes mengundang dan membuka peluang sebesar-besarnya kepada diaspora Indonesia untuk kembali ke Tanah Air, bersama-sama meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan spesialistik.

Program ini sejalan dengan menciptakan layanan kesehatan yang inklusif dan berkualitas menuju Generasi Emas 2045.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Senin, 16 Desember 2024 | 23:52 WIB
Nilai Ekspor Indonesia November 2024 Capai US$24,01 Miliar
  • Oleh Putri
  • Senin, 16 Desember 2024 | 23:47 WIB
Wamenkes Ajak Masyarakat Berperan Aktif pada Program TOSS TB
  • Oleh Putri
  • Senin, 16 Desember 2024 | 06:48 WIB
Kekayaan Budaya dan Alam Indonesia Perlu Dikelola secara Saintifik
  • Oleh Putri
  • Senin, 16 Desember 2024 | 06:46 WIB
Ini Tiga Prioritas Pemerintah Atasi Persoalan Obat di Indonesia