- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Selasa, 17 Desember 2024 | 08:13 WIB
: Plt DIrjen Komunikasi Pulik dan Media Kemomdigi Molly Prabawaty (dok Dit PM Kemkomdigi)
Oleh Wahyu Sudoyo, Senin, 16 Desember 2024 | 21:50 WIB - Redaktur: Untung S - 91
Jakarta, InfoPublik - Komitmen dalam menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan ditegaskan pemerintah melalui program Ruang Bersama Indonesia, yakni langkah strategis yang bertujuan mendorong pengarusutamaan gender, memberdayakan perempuan, dan melindungi anak.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (Dirjen KPM) Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), Molly Prabawaty, menegaskan perempuan dan anak memiliki peran vital dalam mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.
Bahkan, kesetaraan gender dinilai menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menciptakan masyarakat yang adil, berdaya saing, dan inklusif.
“Dengan memberdayakan perempuan, kita dapat menciptakan generasi emas yang berdaya saing dan mampu membawa kesejahteraan bagi keluarga dan bangsa,” ujar Plt Dirjen KPM Kemkomdigi, dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertema ‘Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas’, Senin (16/12/024).
Molly menekankan bahwa peran perempuan tidak hanya terbatas sebagai pilar keluarga, tetapi juga sebagai agen perubahan di Masyarakat, sehingga pemerintah berkomitmen memperluas akses perempuan terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan sosial.
Tujuannya agar dapat mendorong terciptanya kesetaraan gender yang lebih baik dan berkontribusi langsung pada pembangunan bangsa.
Dia mengapresiasi data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan adanya tren positif berupa penurunan ketimpangan gender nasional selama lima tahun terakhir.
Data itu juga mencatat prevalensi kekerasan terhadap anak mengalami penurunan, yang menunjukkan bahwa berbagai kebijakan pemerintah, didukung oleh kolaborasi dengan berbagai pihak, telah mulai memberikan hasil yang signifikan.
Namun demikian, Molly tidak menutup mata terhadap berbagai tantangan yang masih dihadapi, seperti kekerasan terhadap perempuan dan anak, kasus perudungan (bullying), pekerja anak, hingga perempuan atau anak yang menjadi pelaku kejahatan.
“Permasalahan ini sangat kompleks dan membutuhkan penanganan holistik dari berbagai pemangku kepentingan,” jelasnya.
Lebih lanjut Molly mengatakan, momentum peringatan Hari Ibu ke-96 pada 22 Desember 2024 mendatang menjadi kesempatan penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap peran perempuan dalam pembangunan bangsa.
Ia juga mengingatkan pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak-anak, karena akan menjadi fondasi dalam membangun generasi emas yang siap menghadapi tantangan global.
“Kunci untuk menghadapi tantangan global adalah kolaborasi. Semua pihak harus bersinergi agar pembangunan bisa berjalan inklusif dan berkelanjutan,” pungkas Molly.
Dia juga mengajak berbagai elemen, termasuk media, akademisi, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil, untuk turut mendukung agenda pemberdayaan perempuan sebagai bagian dari persiapan menuju Indonesia Emas 2045.