- Oleh Dian Thenniarti
- Selasa, 17 Desember 2024 | 10:33 WIB
: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Choiri Fauzi dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertema 'Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045'. Foto : YouTube FMB9
Oleh Dian Thenniarti, Senin, 16 Desember 2024 | 21:18 WIB - Redaktur: Untung S - 80
Jakarta, InfoPublik - Dalam rangka menyambut Hari Ibu ke-96 pada 22 Desember 2024 mendatang, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengusung tiga program prioritas untuk mendorong pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak menuju Indonesia Emas 2045.
Ketiga program yang dimaksud yakni Ruang Bersama Indonesia (RBI), perluasan fungsi layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129, dan penguatan Satu Data Perempuan dan Anak berbasis desa.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Choiri Fauzi, menekankan pentingnya Hari Ibu sebagai pengingat bahwa perempuan merupakan salah satu penggerak utama pembangunan nasional.
"Kesetaraan gender adalah kunci menuju Indonesia Emas 2045. Dengan memberdayakan perempuan, kita dapat menciptakan kesejahteraan bagi seluruh keluarga," ujarnya dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema 'Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045', pada Senin (16/12/2024).
Ia melanjutkan, program Ruang Bersama Indonesia (RBI) merupakan pengembangan dari Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA). Melalui RBI, pemerintah bekerja sama dengan masyarakat menciptakan ruang belajar, pelatihan keterampilan, serta tempat bermain anak yang mengedepankan nilai-nilai lokal dan budaya bangsa.
Ruang Bersama Indonesia juga diharapkan menjadi solusi kreatif untuk tantangan digitalisasi, seperti mengurangi ketergantungan anak pada gawai melalui permainan tradisional dan edukasi berbasis budaya.
Bagi perempuan, Ruang Bersama Indonesia menyediakan pelatihan keterampilan berbasis desa. Selain itu, data yang terkumpul dari RBI akan menjadi landasan untuk mengembangkan Satu Data Perempuan dan Anak.
Sebagai langkah awal, RBI akan diluncurkan di enam lokasi, termasuk Malang, Tangerang, Jambi, dan NTT. Desa-desa ini menjadi percontohan dengan indikator keberhasilan seperti nol angka stunting dan berkurangnya kekerasan terhadap perempuan serta anak.
Selanjutnya, program prioritas kedua, perluasan fungsi layanan Sapa129 diharapkan dapat mempermudah masyarakat melaporkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, baik yang dialami maupun yang disaksikan. Sapa129 dapat menjadi sarana edukasi dan advokasi untuk masyarakat agar lebih peka terhadap isu-isu kekerasan di sekitarnya.
Kemudian, program prioritas ketiga, inisiatif Satu Data Perempuan dan Anak berbasis desa dirancang untuk mendukung pembangunan berbasis bukti. Data yang terkumpul di RBI akan digunakan untuk memetakan masalah stunting, kekerasan, hingga pendidikan.
Dengan data ini, intervensi yang dilakukan di tingkat desa dapat lebih efektif dan terukur. "Program ini adalah langkah awal menuju keluarga yang kuat, desa yang mandiri, dan Indonesia yang tangguh," tambah Arifah.
Ketiga program tersebut mencerminkan komitmen Kementerian PPPA untuk menjadikan perempuan dan anak sebagai prioritas dalam pembangunan. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, mimpi menuju generasi emas yang sejahtera bukanlah hal yang mustahil.