- Oleh Wahyu Sudoyo
- Sabtu, 14 Desember 2024 | 22:16 WIB
: Menkomdigi Meutya Hafid dalam Dialog Merajut Masa Depan Indonesia di Denpasar, Bali (Humas Komdigi)
Oleh Wahyu Sudoyo, Minggu, 15 Desember 2024 | 21:36 WIB - Redaktur: Untung S - 100
Jakarta, InfoPublik – Teknologi digital dianggap sebagai katalisator yang dapat menciptakan peluang setara bagi seluruh lapisan masyarakat, mengurangi kesenjangan, serta mendukung masa depan Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Meutya Hafid, dalam Dialog Merajut Masa Depan Indonesia yang diselenggarakan di Denpasar, Bali, pada Minggu (15/12/2024).
Menurut Meutya Hafid, teknologi digital tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai instrumen yang dapat memperkecil ketimpangan dan memberikan kesempatan yang sama, terutama bagi kelompok marjinal.
Ia menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi digital dengan berlandaskan nilai etika, toleransi, dan kolaborasi untuk mengatasi tantangan global, seperti kesenjangan digital, perubahan iklim, dan konflik antarnegara.
“Teknologi digital dapat membantu mengurangi risiko konflik dan ketimpangan, serta membuka peluang yang setara bagi semua, termasuk komunitas marjinal,” ujar Meutya Hafid.
Dalam konteks itu, Menkominfo juga memberikan contoh pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial (AI) yang sudah terbukti efektif dalam mendukung perdamaian global. UNESCO, misalnya, telah memanfaatkan teknologi AI untuk menganalisis pola konflik di berbagai wilayah. Teknologi ini turut berperan dalam pengambilan keputusan berbasis data dan sistem peringatan dini untuk konflik di wilayah Afrika dan Asia Selatan.
“Melalui teknologi AI, kita tidak hanya menciptakan kemajuan, tetapi juga menjadikan dunia tempat yang lebih baik untuk semua,” lanjut Menkomdigi.
Menkominfo juga mengingatkan pentingnya prinsip Tri Hita Karana, yang menekankan bahwa teknologi harus senantiasa melayani kemanusiaan. Pemanfaatan teknologi harus sejalan dengan kebutuhan dan kesejahteraan manusia, bukan hanya untuk keuntungan semata.
Hal itu sejalan dengan pesan yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC). Presiden Prabowo mengingatkan bahwa teknologi yang berkembang pesat memiliki potensi besar untuk mendatangkan kemajuan besar bagi kehidupan manusia, tetapi juga bisa menimbulkan kehancuran dengan cepat jika tidak dimanfaatkan dengan bijaksana.
“Teknologi dapat membawa kemajuan besar, tapi juga dapat mendatangkan kehancuran yang sangat cepat. Mari kita manfaatkan teknologi untuk kebaikan, menyatukan masyarakat, dan mendorong kemajuan,” kata Meutya Hafid, mengutip arahan Presiden.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Mari Elka Pangestu, menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada kebahagiaan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
“Kemajuan yang sejati adalah kemajuan yang memberi manfaat bagi semua pihak, tanpa merusak lingkungan, dan memberdayakan mereka yang rentan,” tandas Mari Elka Pangestu.
Di akhir acara, Menkomdigi Meutya Hafid menandatangani Nota Kesepahaman dengan Presiden Yayasan Upaya Indonesia Damai, Tantowi Yahya, mengenai pemanfaatan teknologi digital dalam pembangunan berkelanjutan. Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat penerapan teknologi untuk mendukung pembangunan yang lebih inklusif dan ramah lingkungan di Indonesia.