- Oleh Dian Thenniarti
- Jumat, 22 November 2024 | 07:08 WIB
: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi bersama generasi muda yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia pada kegiatan SDG’s Summit 2024. Foto : Kemen PPPA.
Oleh Dian Thenniarti, Jumat, 22 November 2024 | 09:38 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 106
Jakarta, InfoPublik - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menekankan pentingnya peran aktif generasi muda untuk mengatasi berbagai tantangan global. Selain itu sekaligus memastikan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan dalam mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) sehingga Indonesia Emas 2045 dapat terwujud.
Arifah pun menyoroti aspek pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak sebagai prirotas dalam percepatan capaian SDG’s. Hal ini disampaikannya pada kegiatan SDG’s Summit 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang mengambil tema: Menjembatani Kesenjangan Implementasi: Memastikan Tidak Ada yang Tertinggal dalam Mencapai SDG’S.
Untuk itu, ia menyampaikan sejumlah langkah strategis yang telah dan akan dilakukan Kemen PPPA, seperti penguatan kebijakan dan hukum melalui implementasi UU No.12 tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, serta UU No.4 tahun 2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Seribu Hari Pertama Kehidupan.
Selain itu, program unggulan 2025-2029 Kemen PPPA berupa Ruang Bersama Merah Putih, merupakan inisiatif berbasis desa yang fokus pada perempuan dan anak. Program ini melibatkan berbagai kementerian dan masyarakat untuk menyediakan layanan kesehatan, pendidikan, dan ruang bermain berbasis kearifan lokal.
Arifah juga menekankan pentingnya peran aktif dan partisipasi generasi muda dalam menciptakan solusi inovatif dari berbagai persoalan yang terjadi diseputar perempuan dan anak.
"Mahasiswa memiliki peran strategis untuk mengatasi isu seperti kekerasan seksual, ketimpangan, dan stunting. Kami berharap kolaborasi dengan kampus dapat menghasilkan aksi nyata, yang didasarkan pada Tri Dharma Perguruan Tinggi termasuk penelitian hingga pengabdian masyarakat," ujarnya sebagaimana dikutip InfoPublik pada Jumat (22/11/2024).
Menurut Arifah, setiap langkah kecil yang diambil hari ini akan berdampak besar bagi masa depan. "Bersama-sama, mari kita bergerak untuk membentuk dunia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali, menyampaikan bahwa generasi muda memiliki peran krusial dalam pencapaian SDGs 2030.
"Generasi Muda adalah agen perubahan dengan energi, kreativitas, dan determinasi untuk mendorong kemajuan. Meskipun tantangan seperti kesenjangan pendidikan dan distribusi sumber daya masih ada, Indonesia telah menunjukkan kemajuan melalui integrasi SDGs dalam perencanaan nasional, penguatan pusat SDGs, dan inovasi pembiayaan," ungkap Pungkas.
Dia mencontohkan, beberapa inisiatif pemuda yang sukses, seperti e-Waste Archive untuk pengelolaan limbah elektronik, kegiatan lingkungan di JobBar, serta program edukasi remaja oleh Forum GenRe. "Mari jadikan semangat ini sebagai dorongan untuk mengubah ide menjadi aksi nyata demi tercapainya target SDGs secara inklusif," ujarnya.
Sementara Direktur Kemahasiswaan Universitas Indonesia, Badrul Munir, turut mengapresiasi program tahunan WISTG Summit ini. "Acara ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami kerangka kerja yang relevan dalam kontribusi kepada masyarakat, negara, dan pengembangan diri," ujarnya.
Dengan kehadiran Menteri PPPA, fokus diskusi tahun ini mencakup edukasi, pemberdayaan ekonomi, perlindungan anak, dan pemberdayaan perempuan. "Dengan dukungan berbagai mitra strategis, WISTG Summit diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk berkarya secara terstruktur, fokus, dan memberikan manfaat nyata. Kami juga mendukung program pengabdian masyarakat yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia," pungkas Badrul.