- Oleh Wahyu Sudoyo
- Selasa, 17 Desember 2024 | 21:15 WIB
: Mendes PDT Yandri Susanto (Humas Kemedes PDT)
Oleh Wahyu Sudoyo, Senin, 28 Oktober 2024 | 21:36 WIB - Redaktur: Untung S - 339
Jakarta, InfoPublik – Desa-desa akan berpartisipasi dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui layanan teknis yang disediakan oleh Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa (P2KTD).
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menyampaikan bahwa P2KTD akan terintegrasi dalam program nasional, sehingga desa-desa dapat menjadi ujung tombak dalam percepatan peningkatan gizi dan pengentasan stunting. Program ini juga mendukung capaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
"Desa-desa dapat mengembangkan mekanisme distribusi yang efisien untuk menyukseskan Program MBG, terutama dalam penyaluran makanan bergizi ke sekolah-sekolah, pesantren, dan lembaga pendidikan di desa," ujar Mendes PDT dalam keterangannya terkait acara Pelatihan Tim Verifikasi P2KTD, yang dikutip pada Senin (28/10/2024).
Yandri menegaskan bahwa dukungan ini bertujuan memperkuat tujuan nasional dalam menekan angka stunting dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Selain itu, P2KTD juga memfasilitasi desa untuk memberdayakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesMA) dalam penyediaan bahan pangan lokal yang sehat dan bergizi.
“Hal ini sejalan dengan alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun pada tahap awal Program MBG, yang memastikan bahwa desa dapat berpartisipasi aktif dalam distribusi pangan bergizi dan menciptakan nilai tambah bagi ekonomi lokal,” jelasnya.
Yandri menambahkan bahwa dengan dukungan P2KTD, desa-desa yang diprioritaskan dalam program MBG, terutama yang memiliki angka kemiskinan dan stunting tinggi, dapat mengakses layanan teknis yang sesuai.
"Ini memperkuat kapasitas desa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat, termasuk anak-anak, ibu hamil, dan menyusui, serta mempercepat penurunan stunting," tegasnya.
Program P2KTD, lanjut Mendes PDT, juga membantu desa dalam membangun infrastruktur yang mendukung pelaksanaan Program MBG, seperti pusat distribusi makanan, fasilitas penyimpanan pangan, dan area dapur bersama.
“Infrastruktur ini memastikan keberlanjutan program di tingkat lokal,” tutup Yandri Susanto.