Tips dan Rekomendasi dari PDSKO: Cegah Stroke dengan Latihan Fisik Rutin

: Aktifitas Fisik/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Sabtu, 26 Oktober 2024 | 13:15 WIB - Redaktur: Untung S - 147


Jakarta, InfoPublik – Perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Indonesia (PDSKO), Widiastuti, mengungkapkan bahwa aktivitas fisik memiliki peran penting dalam pencegahan stroke. Kurangnya aktivitas fisik termasuk dalam lima faktor risiko utama penyebab stroke, sehingga penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat olahraga bagi kesehatan.

“Selain mencegah stroke, aktivitas fisik terbukti mampu meningkatkan fungsi jantung, pembuluh darah, dan pernapasan, menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, serta mengurangi angka morbiditas dan mortalitas,” kata Widiastuti.

Dalam media briefing peringatan Hari Stroke Dunia pada Jumat (25/10/2024), dr. Elina menambahkan bahwa faktor stres menjadi salah satu penyebab stroke yang sering diabaikan. Olahraga rutin dapat menurunkan tingkat kecemasan dan depresi yang berhubungan dengan risiko stroke. “Latihan fisik dapat meningkatkan fungsi kognitif dan performa kerja, serta menurunkan risiko jatuh pada orang tua. Bahkan, ini menjadi terapi efektif untuk beberapa penyakit kronis, terutama pada lansia,” jelas dr. Elina.

Tiga Jenis Aktivitas Fisik untuk Mencegah Stroke

Dr. Elina menjelaskan bahwa aktivitas fisik harian untuk mencegah stroke dapat dibagi menjadi tiga jenis yang berbeda:

  1. Aktivitas Aerobik
    Aktivitas aerobik seperti berjalan, berlari, bersepeda, atau berenang sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung dan peredaran darah. Disarankan untuk melakukan aktivitas aerobik dengan intensitas sedang sebanyak 3-5 kali per minggu atau sekitar 150-300 menit per minggu.

  2. Penguatan Otot
    Latihan penguatan otot seperti gym, yoga, atau pilates juga penting dalam pencegahan stroke. Aktivitas ini disarankan dilakukan sebanyak 2-3 kali seminggu untuk menjaga kekuatan otot dan fleksibilitas tubuh.

  3. Mengurangi Aktivitas Sedentari
    Aktivitas sedentari atau duduk terlalu lama perlu dibatasi. "Di kantor-kantor, yang dulunya hanya duduk sepanjang hari, kini disarankan berdiri untuk sebagian waktu. Memperbanyak langkah sehari-hari dapat membantu mengurangi risiko stroke," tambah dr. Elina.

Bagi mereka yang ingin memulai rutinitas latihan fisik, dr. Elina menyarankan beberapa komponen latihan yang penting untuk menjaga keamanan dan efektivitas latihan, yaitu:

  • Pemanasan atau Peregangan: untuk mempersiapkan tubuh dan mengurangi risiko cedera.
  • Gerakan Inti: fokus pada latihan utama yang dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular dan kekuatan otot.
  • Pendinginan atau Peregangan Kembali: bertujuan untuk mengembalikan tubuh ke kondisi normal setelah latihan dan mengurangi ketegangan otot.

Sebagai bagian dari transformasi kesehatan nasional, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga mendukung inisiatif peningkatan aktivitas fisik untuk pencegahan stroke. Kemenkes telah mengintegrasikan promosi aktivitas fisik dalam program kesehatan primer, sekaligus menyediakan layanan yang memadai untuk deteksi dini dan perawatan stroke di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia.

Dengan adanya panduan latihan fisik dari PDSKO ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah melalui aktivitas fisik yang teratur, serta mampu mengurangi risiko stroke di semua kelompok usia.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Sabtu, 26 Oktober 2024 | 13:12 WIB
Pentingnya Deteksi Dini Stroke pada Usia Muda dan Produktif