Transformasi Besar Sistem Kesehatan Indonesia di Era Jokowi, Fokus Menuju Indonesia Emas 2045

: Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema '10 Tahun Bersinergi Membangun SDM Nasional'/Foto: Tangkapan Layar Youtube FMB9


Oleh Putri, Rabu, 18 September 2024 | 10:05 WIB - Redaktur: Untung S - 184


Jakarta, InfoPublik – Dalam satu dekade terakhir, sistem kesehatan Indonesia mengalami transformasi besar di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Perubahan itu menjadi bagian dari langkah strategis pemerintah dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas menjelang Indonesia Emas 2045. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berfokus memperkuat sistem kesehatan nasional dan memastikan akses layanan yang merata di seluruh negeri.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, sejak peluncuran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada 2014, Indonesia terus bergerak maju dalam memperkuat sektor kesehatan. Hingga kini, program JKN telah mencakup lebih dari 98 persen populasi Indonesia, menjamin akses kesehatan yang lebih merata, termasuk bagi masyarakat di daerah terpencil, terluar, dan tertinggal (3T).

“Kami juga berfokus pada peningkatan kualitas layanan serta memastikan bahwa peserta aktif membayar iuran tepat waktu, karena keberlanjutan JKN sangat bergantung pada kepatuhan ini,” kata Wamenkes Dante dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertema ‘10 Tahun Bersinergi Membangun SDM Nasional’ pada Selasa (17/9/2024).

Enam Pilar Transformasi Kesehatan Nasional

Dante menjelaskan bahwa selama satu dekade terakhir, Kemenkes telah mencanangkan enam pilar transformasi kesehatan untuk menghadapi tantangan kesehatan di masa depan. Pilar-pilar tersebut meliputi:

  1. Transformasi layanan primer
  2. Transformasi layanan rujukan
  3. Ketahanan kesehatan
  4. Pembiayaan kesehatan
  5. Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan
  6. Teknologi kesehatan

Pemerintah juga menargetkan penurunan angka stunting sebagai langkah jangka panjang untuk menciptakan generasi yang sehat dan cerdas. Wamenkes Dante menyebutkan bahwa sejak 2013, angka stunting berhasil diturunkan dari 37 persen menjadi 21,5 persen pada 2023. Meski tantangan besar masih ada, terutama untuk mencapai target di bawah 20 persen sesuai standar WHO, Dante optimistis bahwa dengan intervensi yang tepat, target tersebut dapat tercapai dalam beberapa tahun ke depan.

“Penurunan stunting menjadi prioritas pemerintah karena berhubungan langsung dengan perkembangan otak dan fisik anak. Kami terus meningkatkan akses gizi, memperluas layanan kesehatan ibu dan anak, serta memastikan Posyandu dan Puskesmas berfungsi optimal,” jelas Wamenkes Dante.

Pemerintah berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem kesehatan nasional, termasuk meningkatkan akses layanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan kesehatan nasional dan mempersiapkan generasi masa depan yang lebih sehat dan berdaya saing dalam menghadapi tantangan global.

 

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Kamis, 19 September 2024 | 21:47 WIB
Pentingnya Meningkatkan Ketepatan Diagnosis demi Keselamatan Pasien
  • Oleh Putri
  • Kamis, 19 September 2024 | 21:46 WIB
Kemenkes Imbau Masyarakat Bijak Konsumsi Antibiotik
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 19 September 2024 | 11:36 WIB
Mendagri Dorong PLBN Harus Jadi Sentra Ekonomi Baru di Wilayah Perbatasan
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Rabu, 18 September 2024 | 21:52 WIB
Kominfo Dukung Pedoman Tata Kelola Platform Digital UNESCO
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Rabu, 18 September 2024 | 13:35 WIB
Menhub Dorong Keberlanjutan Capaian Satu Dekade Pembangunan Sektor Transportasi
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 18 September 2024 | 12:41 WIB
Kebekerjaan Lulusan SMK Meningkat di Era Presiden Jokowi, Link and Match Kuncinya