- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Rabu, 2 Oktober 2024 | 13:21 WIB
: Guru Besar UIN Jakarta Ahmad Tholabi./Foto Istimewa/Humas Kemenag
Jakarta, InfoPublik – Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Ahmad Tholabi Kharlie, menegaskan bahwa Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana penting untuk silaturahmi dan konsolidasi umat Islam di Indonesia. Menurutnya, MTQ harus lebih dari sekadar adu keterampilan dalam melantunkan, menghafal, menulis, atau menafsirkan Al-Qur'an, tetapi juga sebagai momentum memperkuat persatuan para hamalatul Qur'an se-Indonesia.
"MTQ harus diposisikan dalam konteks yang lebih luas, bukan hanya ajang kompetisi semata, tetapi juga sebagai sarana silaturahmi dan konsolidasi umat Islam di seluruh Indonesia," ujar Tholabi di Jakarta, Minggu (8/9/2024).
Tholabi, yang juga aktif dalam pembinaan Al-Qur'an di Indonesia, menyoroti pentingnya MTQ sebagai mekanisme evaluasi atas program pembinaan Al-Qur'an di berbagai daerah. "MTQ menjadi alat evaluasi dan koreksi terhadap kinerja Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) dalam melaksanakan mandat pembinaan dan pengembangan Al-Qur'an dan Hadis di tengah masyarakat," tegasnya.
Untuk menjaga agar MTQ tetap sesuai dengan visi dan kebijakan yang digariskan, Tholabi menekankan perlunya komitmen dari semua pihak, baik pemerintah, ulama, lembaga pendidikan, ormas keagamaan, hingga masyarakat umum. "Menganggap MTQ sebagai tujuan akhir adalah kesalahan besar. Ini bisa sangat berbahaya. MTQ harus dipahami sebagai sarana pembinaan umat dan syiar Al-Qur'an, bukan sekadar ajang perebutan prestise," tambahnya.
Selain itu, Tholabi juga mendorong agar MTQ menjadi proyek bersama yang melibatkan partisipasi publik secara luas. Menurutnya, semakin banyak masyarakat yang terlibat, semakin kuat syiar dan dampak positif MTQ. "Kita tidak ingin MTQ menjadi kegiatan eksklusif yang hanya diikuti segelintir orang. Partisipasi publik yang lebih luas sangat penting untuk memperkuat MTQ sebagai ajang kebersamaan umat," jelasnya.
Dari segi teknis, Tholabi mengapresiasi berbagai perbaikan yang dilakukan dalam penyelenggaraan MTQ. Ia menilai bahwa Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama telah melakukan sejumlah evaluasi dan penyempurnaan regulasi teknis untuk memastikan MTQ berjalan secara objektif dan akuntabel. "Pemanfaatan teknologi informasi dalam MTQ adalah langkah inovatif yang patut diapresiasi. Ini menjadi warisan penting dalam pengembangan MTQ yang modern dan transparan," tuturnya.
MTQ Nasional diikuti oleh ribuan peserta dan ofisial, dengan berbagai cabang lomba yang dipertandingkan, seperti Tilawah al-Qur'an, Hifzh al-Qur'an, Tafsir al-Qur'an, Syarh al-Qur'an, Fahmi al-Qur'an, Khath al-Qur'an, dan Karya Ilmiah Al-Qur'an.
Selain perlombaan, rangkaian MTQ juga dimeriahkan oleh berbagai kegiatan pendukung, seperti malam ta'aruf, pawai ta'aruf, defile kafilah, bazar dan pameran pembangunan, seminar internasional, talk show, hiburan religi, haflah tilawah, dan lainnya.