- Oleh Putri
- Minggu, 13 Oktober 2024 | 07:30 WIB
: Menko PMK Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Suharyanto beserta jajaran saat Rapat Tingkat Menteri (RTM) Tindak Lanjut Operasi Modifikasi Cuaca di Provinsi Kalimantan Timur/Foto: Kemenko PMK
Jakarta, InfoPublik – Pemerintah Indonesia terus mempercepat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur. Namun, kendala cuaca dan risiko bencana dapat menjadi penghambat dalam pembangunan IKN.
Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi curah hujan di wilayah Kalimantan Timur, khususnya di kawasan IKN, masih tinggi. Kondisi cuaca yang memasuki musim hujan ini meningkatkan risiko terjadinya longsor dan banjir.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa untuk menghindari gangguan pembangunan IKN akibat cuaca dan risiko bencana, perlu dilakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
Hal tersebut disampaikan Menko PMK Muhadjir Effendy dalam Rapat Tingkat Menteri (RTM) Tindak Lanjut Operasi Modifikasi Cuaca di Provinsi Kalimantan Timur pada Senin (2/9/2024).
"Atas usulan kebutuhan dari Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Pemprov Kaltim, serta dari Kepala Otorita IKN, Operasi Modifikasi Cuaca yang dilakukan BNPB tetap dilaksanakan," kata Menko Muhadjir.
Lanjutnya, OMC di kawasan IKN akan diperpanjang hingga 12 September 2024, sehingga target-target pembangunan fisik di IKN dapat tercapai maksimal.
Menko Muhadjir menegaskan bahwa OMC yang dilakukan pemerintah di IKN adalah upaya untuk meminimalkan risiko bencana, agar masyarakat tetap aman dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur fisik IKN, termasuk pembangunan Bandara VVIP, dapat selesai tepat waktu. "Kami harapkan, jika tidak ada bencana banjir dan tanah longsor atau hujan yang tidak dapat dikendalikan, target dapat dipenuhi," kata Menko Muhadjir.
Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan bahwa di Kalimantan Timur masih tinggi potensi hujan dan terdapat beberapa titik rawan banjir dan longsor. Upaya OMC dilakukan agar hujan tidak datang secara deras dan dapat diarahkan ke tempat lain.
Suharyanto menerangkan bahwa OMC telah dilakukan di kawasan IKN sejak Juli hingga Agustus 2024. Persentase keberhasilan OMC pada Juli mencapai lebih dari 90 persen dan berjalan baik pada Agustus 2024.
Suharyanto juga menambahkan bahwa OMC tidak hanya dilaksanakan di Kalimantan Timur, tetapi juga di seluruh wilayah Indonesia untuk mencegah terjadinya bencana dengan mengurangi intensitas hujan. "Kami menyelenggarakan OMC supaya hujan tidak datang deras dan bisa dialihkan ke tempat lain, sehingga tempat yang dikhawatirkan terjadi longsor bisa terkendali," kata Suharyanto.