- Oleh Elvira
- Selasa, 8 Oktober 2024 | 20:55 WIB
: Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (dua kanan) menerima kunjungan dan Perdana Menteri Palestina 2019-2024 Mohammad Shtayyeh (dua kiri) di Jakarta, Minggu (25/8/2024). ANTARA/HO-Dokumentasi Ketua MPR RI../Foto istimewa/Kantor Berita Antara
Jakarta, InfoPublik - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, yang akrab disapa Bamsoet, kembali menegaskan sikap konsisten Indonesia dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong pengakuan Palestina sebagai negara merdeka di kancah internasional.
Menurut Bamsoet, hingga Juni 2024, sebanyak 145 dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengakui Palestina sebagai negara. "Dukungan terhadap Palestina terus meningkat, termasuk dari negara-negara Eropa, di mana 12 dari 27 negara Eropa telah mengakui negara Palestina," ujar Bamsoet usai bertemu dengan Perdana Menteri Palestina periode 2019-2024, Mohammad Shtayyeh, di Jakarta, Minggu (25/8/2024).
Bamsoet menegaskan bahwa Indonesia senantiasa mengupayakan diplomasi parlemen untuk mendorong pengakuan kedaulatan Palestina, terutama di Asia, dengan fokus pada negara-negara ASEAN.
Sebagai langkah nyata, Indonesia dan Malaysia pada Juli 2024 telah memprakarsai pembentukan Forum Parlemen Asia Tenggara untuk Kemerdekaan Palestina. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat dukungan regional terhadap perjuangan Palestina.
Bamsoet juga mengingatkan bahwa di forum multilateral, sejak tahun 2012, Palestina telah resmi disahkan sebagai negara pengamat non-anggota PBB melalui Resolusi Majelis Umum PBB, di mana Indonesia menjadi co-sponsor resolusi tersebut.
"Hal ini memiliki makna simbolis sekaligus strategis bagi Palestina, sebagai pengakuan dunia internasional atas eksistensi negara Palestina. Sejak 30 September 2015, bendera Palestina juga secara resmi berkibar di Markas Besar PBB di New York, berkat dukungan mayoritas negara-negara anggota PBB, termasuk Indonesia," ujarnya.
Bamsoet menambahkan bahwa Indonesia terus berperan aktif dalam forum Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk menghentikan agresi militer Israel terhadap Gaza yang dimulai sejak 7 Oktober 2023.
Sebagai contoh, pada 11 November 2023, Presiden RI Joko Widodo menghadiri KTT Luar Biasa Gabungan Liga Arab-OKI di Riyadh yang menyepakati beberapa resolusi penting. Resolusi tersebut mencakup desakan untuk segera masuknya bantuan kemanusiaan, dorongan untuk investigasi kejahatan Israel, serta mandat bagi Menteri Luar Negeri RI sebagai salah satu utusan khusus Komisi Liga Arab-OKI untuk memulai proses perdamaian.
Sebagai tindak lanjut dari KTT tersebut, para utusan khusus melakukan kunjungan diplomasi ke negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB pada 20-22 November 2023, termasuk Tiongkok, Rusia, Inggris, dan Prancis.
"Para utusan khusus juga bertemu dengan sejumlah pimpinan tinggi organisasi internasional seperti Sekretaris Jenderal PBB, Direktur Jenderal WHO, Presiden ICRC, dan Komisaris Tinggi HAM," kata Bamsoet.
Pada 5 Maret 2024, Indonesia kembali berpartisipasi dalam Konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri Luar Biasa OKI. Dalam konferensi tersebut, Indonesia berhasil mendesak dilanjutkannya bantuan pendanaan PBB untuk pengungsi Palestina di Timur Dekat, mendukung proses gugatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional yang diajukan Afrika Selatan, serta menggalang dukungan internasional untuk keanggotaan Palestina di PBB.
Bamsoet juga menyampaikan bahwa dukungan kepada Palestina tercermin dalam KTT ke-15 OKI yang diadakan di Gambia pada Mei 2024. KTT ini menyepakati resolusi yang keras terhadap agresi Israel, mendesak penghentian genosida, pembersihan etnis, dan kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel, serta menghentikan pasokan senjata ke Israel.
Pada 26 Mei 2024, pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri OKI-Liga Arab bersama dengan Menteri Luar Negeri negara-negara Uni Eropa di Brussels juga menyepakati pentingnya gencatan senjata, akses bantuan kemanusiaan, serta proses politik menuju realisasi 'two state solution.'
Bamsoet menegaskan bahwa seluruh rakyat Indonesia berharap konflik di Palestina segera berakhir. Selain itu, Indonesia juga berharap Palestina segera menjadi negara yang berdaulat penuh dan bangkit kembali dengan pembangunan di segala bidang.
Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Alshun, serta perwakilan dari Bagian Hubungan Internasional Kelompok Fatah Palestina, Zayoud Faraj.