Menkes Berharap Kepala BPOM Tingkatkan Akses Inovasi Kesehatan

Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin resmi menandatangani serah terima jabatan Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan kepada L. Rizka Andalusia, yang sebelumnya menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pada kesempatan yang sama, Taruna Ikrar juga resmi diangkat sebagai Kepala BPOM definitif.

Dalam sambutannya, Menkes Budi mengungkapkan harapan-harapannya kepada Kepala BPOM yang baru dilantik. Pertama, ia menekankan pentingnya menurunkan harga obat di Indonesia, yang saat ini berada pada kisaran 4–5 kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara tetangga. "Harga obat di Indonesia 4–5 kali lipat lebih mahal dari negara tetangga. Saya harap nanti kita berkoordinasi karena kami (Kemenkes) sudah menyiapkan analisisnya dan BPOM nanti bisa bantu untuk bisa menurunkan harga obat di Indonesia," ujar Menkes Budi dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik pada Jumat (23/8/2024).

Kedua, Menkes Budi menekankan perlunya mempercepat akses masyarakat Indonesia terhadap obat-obatan inovatif yang tersedia di luar negeri. Ia mengungkapkan bahwa koordinasi antara Kemenkes dan BPOM harus ditingkatkan melalui pembentukan Komite Kebijakan Sektor Kesehatan. "Dengan dibentuknya komite kebijakan sektor kesehatan, semoga kita bisa semakin baik dalam berkomunikasi dan berkoordinasi," tambahnya.

Selain itu, Menkes Budi juga mengumumkan bahwa Kemenkes dan BPOM sedang mempersiapkan peluncuran kebijakan Nutri Grade, yang akan mencakup pencantuman level kadar gula, garam, dan lemak pada produk pangan siap saji dan produk pangan olahan. "Kita ingin meluncurkan Nutri Grade. Ini sudah kita diskusikan dengan tim BPOM, tinggal tanda tangan Menteri (Kesehatan) dan Kepala BPOM. Nantinya BPOM luncurkan untuk makanan yang kemasan, kita (Kemenkes) makanan siap saji," jelasnya.