Kominfo Dorong Penerapan Strategi Pengembangan AI yang Inklusif

: Wamenkominfo Nezar Patria (Humas Kominfo)


Oleh Wahyu Sudoyo, Selasa, 13 Agustus 2024 | 23:11 WIB - Redaktur: Untung S - 243


Jakarta, InfoPublik – Strategi pengembangan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) yang inklusif, terus didorong Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk pengembangan AI yang lebih demokratis, aksesibel dan bermanfaat bagi semua. 

Demikian dikatakan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait acara 4th AI Innovation Summit (AIIS 2024), di Hall D1 Jakarta International Expo, Jakarta, pada Selasa (13/8/2024).

“(Strategi pengembangan AI yang dilakukan) Pertama, melalui peningkatan infrastruktur digital, termasuk memasukkan akses listrik, pita lebar maupun teknologi komunikasi modern. Kedua, melalui transfer of technology dan transfer of knowledge. Ketiga, mempersiapkan talenta digital. Keempat, mendorong dialog sosial, khususnya terkait hak pekerja dan peningkatan kualitas pekerja di tengah disrupsi serta perkembangan teknologi,” jelasnya.

Menurut Nezar Patria, ketiga strategi itu dapat dioptimalkan untuk mengatasi fenomena ketimpangan dalam penggunan AI dapat terjadi pada tingkatan individu, institusional, maupun negara.

“Tadi Ketua Umum Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (Korika), Prof Hamam (Hamam Riza) menyampaikan beberapa highlight fenomena ketidaksetaraan. Saat melihatnya terdiri dari dalam tiga level, yaitu akses infrastruktur dan teknologi, ketidaksetaraan kemampuan menggunakan AI, dan ketimpangan algoritma yang menghasilkan bias,” kata Wamenkominfo.

Nezar Patria mengatakan, isu ketimpangan AI telah banyak dibahas dalam forum global.

Di Amerika Serikat, misalnya, sekelompok pengacara yang didukung sejumlah perguruan tinggi mengenalkan algoritma afirmatif.

Bahkan, secara global, ketimpangan dalam pemanfaatan AI menyebabkan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tertinggal dibandingkan dengan negara-negara berpenghasilan tinggi akibat perbedaan sumber daya.

“Terlebih, hingga saat ini kita melihat negara-negara yang berpenghasilan tinggi mendapatkan manfaat yang jauh lebih besar dari pengembangan AI. Ini juga disadari oleh UNESCO, yang mencoba mencari satu terobosan agar ketimpangan ini bisa di atasi terutama antara Global North dan Global South,” pungkas Wamenkominfo.

Turut hadir dalam acara itu, Chairman KORIKA Hammam Riza, Chairman of the Korika Supervisory Board KORIKA Bambang P.S. Brodjonegoro, Executive Director Satu Data Indonesia Dini Maghfirra, Director of Digital Business, serta Sekretaris Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo I Nyoman Adhiarna.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Jumat, 13 September 2024 | 22:02 WIB
Perjalanan 23 Tahun Kominfo: Menuju Indonesia Berdaulat di Era Digital
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Jumat, 13 September 2024 | 18:39 WIB
Kominfo Ajak Media dan Platform Digital Ciptakan Ruang Informasi Sehat
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Kamis, 12 September 2024 | 22:20 WIB
Indonesia Siap Wujudkan Transformasi Digital Menuju Visi Digital 2045