- Oleh Wahyu Sudoyo
- Rabu, 18 Desember 2024 | 22:35 WIB
: Menag saat acara Rakernas GKMNU, Jakart (9/8/2024). /Foto Istimewa Humas/ Kemenag
Jakarta, InfoPublik - Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas, menyampaikan apresiasinya terhadap keberhasilan program-program Keluarga Maslahat yang digagas oleh Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) dan Kementerian Agama RI.
Menurutnya, salah satu faktor utama kesuksesan program ini adalah keterlibatan aktif masyarakat.
"Keberhasilan GKMNU ini melibatkan semua elemen, baik PBNU, Muslimat, Ansor, IPNU, IPPNU, dan Kemenag yang menjadi tulang punggung gerakan ini. Bahkan, di beberapa kasus, masyarakat desa juga berperan aktif. Dengan keterlibatan ini, program dapat berjalan baik meski dengan anggaran terbatas," ujar Menag saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) GKMNU di Jakarta, Jumat (9/8/2024).
Gus Men, sapaan akrab Yaqut, menekankan bahwa GKMNU merupakan inisiatif strategis yang dirancang untuk membawa perubahan positif, terutama di lapisan masyarakat paling bawah, yakni desa-desa.
"GKMNU bertujuan menciptakan keluarga yang maslahat, yang mampu memberikan manfaat tidak hanya bagi anggota keluarganya sendiri tetapi juga bagi masyarakat luas," tambahnya.
Sejak mulai beroperasi pada tahun 2022, GKMNU telah aktif dalam berbagai gerakan di masyarakat, meskipun penyebarannya masih terbatas di beberapa provinsi. Menag juga mengungkapkan rencana untuk memperluas jangkauan program ini agar lebih banyak masyarakat yang dapat merasakannya.
"Kami akan segera meluncurkan GKMNU di beberapa tempat lainnya setelah Rakernas ini, termasuk di Sumatra Utara, Kalimantan Selatan, NTB, dan Sulawesi Selatan," ungkapnya.
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, menyebut GKMNU sebagai gagasan paradigmatik yang menandai kehadiran NU di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Ia berharap gerakan ini dapat berkembang lebih luas dan bekerja sama dengan berbagai instansi, bahkan hingga tingkat internasional.
"Bekerja sama dengan Kemenag adalah langkah awal. Saya harap gerakan ini bisa diperluas ke berbagai instansi, karena semua terkait dengan keluarga. Kalau bisa, kita bawa ini ke tingkat internasional, karena ini agenda strategis," tutup Gus Yahya.